Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Erwin Gutawa Mengenang Mendiang January Christy

Kompas.com - 16/09/2016, 13:15 WIB
Ati Kamil

Penulis

"Mula-mula agak bingung nanganinnya," sambungnya.

Kata Erwin pula, Oeken juga selalu ikut memilih lagu-lagu yang akan dinyanyikannya.

"Lagu dengan notasi jazzy, juga yang ada unsur blues-nya," ujarnya.

"Lirik yang disukainya yang berupa personal statement, bersifat personal. 'Melayang' (karya Dian Pramana Poetra dan Deddy Dhukun), contohnya," ujarnya lagi.

Pribadi Oeken yang tertutup, kata Erwin lagi, berpengaruh kepada cara kerjanya di studio rekaman.

Sebenarnya, kata Erwin, di luar urusan musik ia tak begitu mengenal Oeken.

"Beda angkatan, dia senior," ucapnya.

Namun, Erwin sebagai rekan bermusik di studio rekaman merasakan bahwa pribadi Uken yang tertutup berpengaruh terhadap cara kerjanya.

Oeken, cerita Erwin, membutuhkan "kekhusukan" untuk menjalani rekaman.

Ketika itu mereka menjalani rekaman di sebuah studio rekaman di kawasan Jelambar, Jakarta Barat.

"Kalau dia mau rekaman, enggak boleh ada orang lain di studio, kecuali saya dan sound engineer, Conrad Lamury," tuturnya.

"Dia juga cuma mau Conrad yang jadi sound engineer-nya," imbuhnya.

"Waktu jadwal pertama rekaman, ada beberapa pemain musik di studio. Dia bilang, 'Erwin, kamu sama teman-teman kamu saja, saya enggak jadi rekaman saja'," tuturnya lagi.

Sekali masuk studio, sepanjang jadwal rekaman, Oeken pun tidak akan beranjak ke luar.

"Kalau jadwal istirahat makan siang, misalnya, dia suruh saya dan Conrad makan siang di luar studio, dia sendirian di studio," ceritanya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau