Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menanti Angin Segar Hiburan Televisi

Kompas.com - 16/10/2016, 19:00 WIB

"Supaya hasilnya tidak datar. Supaya program televisi tidak hanya komersial, tetapi juga mengedepankan edukasi dan etika," ujarnya.

Pengamat budaya komunikasi yang juga dosen Pascasarjana Universitas Pasundan, Bandung, Idi Subandy Ibrahim, menambahkan bahwa tayangan televisi masih memegang peranan penting, terutama bagi kalangan masyarakat ekonomi menengah ke bawah.

Di tengah banyaknya alternatif tontonan, seperti televisi kabel dan internet, televisi masih menjadi bagian penting di ruang keluarga sebagai alternatif hiburan.

Televisi masih memegang peran penting, terutama untuk sosialisasi nilai sekaligus sebagai orangtua kedua dan pengganti guru.

Bahkan, ada yang menyamakan televisi sebagai second god atau Tuhan kedua saking pentingnya peran dalam penanaman nilai.

Bagi masyarakat menengah ke atas, televisi cenderung hanya ditonton dengan menyesuaikan waktu atau jika dianggap mendukung profesi atau hobi.

"Bagi kalangan tertentu, televisi ibarat meja makan yang baru, sebagai tempat berkumpul. Orang bisa saja tidak makan bareng, tetapi nonton bareng. Menjadi katarsis paling murah untuk menghilangkan penat," ujarnya.

Dulu, lanjut Idi, televisi didikte kekuasaan, tetapi sekarang cenderung lebih didikte oleh selera pasar.

"Tayangan masih didominasi kesenangan, sukses seketika, tanpa kedalaman, persoalan rumah tangga yang diselesaikan mudah, dan hidup seolah tanpa proses," tambahnya.

Idi menyayangkan tayangan untuk penonton dewasa yang kekanakan, sebaliknya tayangan anak-anak justru diramu lebih dewasa ditambah dengan pemasangan iklan yang peruntukannya dewasa.

Ia juga melihat masih ada kesewenangan dalam membuat acara yang cenderung manipulatif.

Di tengah masih banyaknya pekerjaan rumah di industri pertelevisian, secercah harapan tetap ada. Masih ada sebagian acara televisi yang cukup idealis.

"Kurangnya persaingan membuat industri televisi memproduksi program serba gampang dan murah sehingga tayangan menjadi seragam yang menjadikan nilai hedonisme menjadi cara berpikir yang sayangnya masih mendominasi," kata Idi.

Ajang penghargaan seperti PGA menjadi salah satu alternatif untuk memicu tumbuhnya iklim persaingan yang positif.

Dengan semakin banyaknya ajang serupa, kreativitas insan pertelevisian dituntut untuk terus didongkrak.

Dan, tayangan televisi diharapkan menjadi lebih edukatif dan menjadi agen sosialisasi nilai.(Mawar Kusuma)

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 16 Oktober 2016, di halaman 20 dengan judul "Menanti Angin Segar Hiburan Televisi".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com