Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Lion": Perjalanan Pulang nan Panjang

Kompas.com - 29/01/2017, 15:00 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com -- Tidak sedikit kisah tentang pencarian rumah, keluarga, dan masa lalu yang hilang. Namun, kisah Saroo Brierley, seorang anak adopsi keluarga Australia, mencari kembali ibunya di India sungguh mewakili beratnya perjuangan tersebut.

Menyaksikan perjalanan Sarro dalam film Lion benar-benar mengaduk-aduk emosi.

Dalam hampir setiap adegannya, kita disuguhi peristiwa yang membuat tenggorokan tercekat.

Berlatar tahun 1986, Saroo kecil (diperankan Sunny Pawar) tumbuh dalam kemiskinan. Pakaiannya kumal, wajahnya lusuh.

Saat usianya baru 5 tahun, dia harus ikut kakaknya, Guddu (Abhisek Bharate), melakukan apa pun demi mendapat uang dan makanan.

Sampai suatu ketika dia terpisah dari Guddu, tertidur di kereta api yang membawanya hingga ke Kolkata, 1.600 kilometer jauhnya dari tempat tinggalnya.

Tiba di suatu tempat asing, penuh lautan manusia, ketakutan melanda Saroo. Hari demi hari dia bertahan di jalanan, berkelit dari ancaman kejahatan orang- orang dewasa, dan berakhir di sebuah panti asuhan yang keras.

Ketika akhirnya dia diadopsi pasangan asal Australia, Sue (Nicole Kidman) dan John Brierley (David Benham), hidupnya semakin jauh dari keluarganya.

Hingga 20 tahun kemudian, Saroo (diperankan Dev Patel) terusik pertanyaan tentang tempat kelahirannya.

Di sinilah penggalan-penggalan ingatan akan masa kecil dan keluarganya mulai memenuhi kepalanya.

Saroo kemudian berkutat dengan pencarian keluarga kandungnya yang nyaris membuat dia menyisihkan keluarga adopsinya dan kehilangan kekasihnya, Lucy (Rooney Mara).

Lion diadaptasi dari buku yang ditulis Saroo, A Long Way Home.

Skenario ditulis dengan narasi yang mengalir oleh Luke Davies.

Sutradara Garth Davis, yang memulai debutnya dengan film ini, dengan piawai menampilkan kekuatan karakter para pemainnya, keindahan sinematografi, juga daya cerita itu sendiri.

Tak heran jika Lion mendapat enam nominasi dalam Academy Awards 2017 untuk kategori film terbaik (Iain Canning, Emile Sherman, Angie Fielder), aktor pendukung terbaik (Patel), aktris pendukung terbaik (Kidman), musik orisinal terbaik (Dustin O'Halloran dan Volker Bertelmann), penulisan skenario adaptasi terbaik (Davies), serta sinematografi terbaik (Greig Fraser).

Akting Sunny Pawar mencuri perhatian. Karakter bocah ingusan yang ketakutan dalam kesendirian sekaligus memiliki keberanian untuk bertahan tampak demikian kuat.

Dengan kepolosan dan kepasrahan, dia akhirnya menerima keluarga barunya.

Menyentuh emosi
Saat hadir di Jakarta, Kamis (26/1/2017), untuk promosi film Lion dalam rangkaian Festival Sinema Australia Indonesia 2017, Saroo menuturkan betapa bersyukur dan bahagianya dia dengan film yang mengisahkan perjalanan hidupnya itu.

"Tentu ada sedikit perubahan dari buku yang saya tulis, tetapi (film) ini sangat istimewa. Saat menontonnya pertama kali, saya hanya bisa bersandar di kursi, otot saya melemas, dan air mata mulai mengalir," ujarnya.

Dia memuji akting Patel yang bekerja keras untuk mendalami karakter Saroo, termasuk selama delapan bulan mempelajari aksen Australia, memanjangkan rambut, serta menumbuhkan kumis dan cambang.

Kepada Saroo, Patel mengatakan sangat senang bisa menjadi bagian dari film tersebut.

Menonton film ini memang akan menyentuh setiap emosi kita.

Jelas sekali tergambar betapa anak-anak itu rentan terhadap kekerasan dan kejahatan dari lingkungan sekitarnya, apalagi lingkungan yang asing. Mereka tinggal di jalanan, makan dari sisa-sisa makanan.

Disebutkan pula fakta bahwa setidaknya 80.000 anak hilang setiap tahun di India.

Lebih banyak orang yang tidak peduli pada hidup mereka atau malah justru memanfaatkan anak-anak itu untuk hal-hal buruk.

Saroo sangat mengagumi Sue, yang memilih untuk tidak memiliki anak sendiri dan mengadopsi dua anak dari India agar tidak menambah hal-hal buruk yang menimpa anak-anak tidak beruntung di dunia.

Melalui film ini, Saroo tak sekadar ingin menggambarkan kisah hidupnya, tetapi juga memberi harapan bagi orang-orang yang bernasib sama seperti dirinya.

"Saya ingin memberi tahu mereka bahwa ada cahaya di ujung terowongan. Banyak orang di luar sana yang mengalami situasi seperti saya dan membawa beban di pundak mereka. Tidak hanya warga India, tetapi juga di tempat lain. Saya harap mereka menonton film ini dan terinspirasi," ujar Saroo.

Saroo mengatakan, meskipun telah menemukan keluarga kandungnya di India, hingga kini dia tetap tinggal di Hobart, Tasmania, Australia.

Di sanalah tempat hidupnya, orang-orang yang membesarkannya, mengajari dia bahasa, makanan, dan budaya hingga memperoleh hidup seperti sekarang.

Selama empat tahun terakhir, dia sudah 14 kali bolak-balik ke India, membuatkan rumah bagi ibunya dan perlahan-lahan mulai mengenal kembali keluarganya.

Pernah terpikir olehnya untuk membawa sang ibu ke Australia, tetapi ibunya telah tinggal selama hidupnya di India sehingga tidak akan mungkin mencerabut dia dari segala yang telah dihidupinya.

"Pada akhirnya, ini adalah perjalanan air mata dan kegelisahan. (Ini) sebuah proses untuk mencapai sesuatu dengan memori yang minim, tanpa tahu mengucapkan nama yang benar, hanya mengingat penanda tempat. Ada saat ketika saya ingin menyerah, tetapi saya tidak ingin memperumit sesuatu yang gampang. Justru pada saat seperti itu, potongan-potongan puzzle itu mulai berdatangan," ucap Saroo.

Saroo ingin mencari jawaban dan kelegaan setelah terpisah selama 25 tahun.
Pemikiran bahwa ibu kandungnya tak lelah mencari dialah yang akhirnya memberi harapan dan semangat.

Sulit untuk tidak meneteskan air mata menyaksikan perjuangan itu. (FRANSISCA ROMANA NINIK)

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 29 Januari 2017, di halaman 22 dengan judul "Perjalanan Pulang nan Panjang".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com