Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Dara & Doa", Anak Sulung Perfilman Indonesia

Kompas.com - 30/03/2017, 10:19 WIB
Andi Muttya Keteng Pangerang

Penulis

Selama perjalanan, Sudarto jatuh hati pada dua orang gadis padahal ia sebenarnya sudah memiliki istri di kampung halamannya.

Perjalanan untuk memproduksi film ini tidaklah mudah. Usmar harus berhadapan dengan dua masalah utamanya, yakni modal dan alat-alat produksi.

Dengan bantuan Menteri Penerangan RI, Sjamsuddin, dan para mantan staf Multifilm, ia akhirnya bisa mengumpulkan modal pinjaman senilai Rp 150.000.

Kala itu biaya sebesar itu terbilang besar karena film-film lain kebanyakan bermodal Rp 100.000).

Usmar juga mendapat peralatan dan kru yang seadanya.

Setelah itu, melangkahlah Usmar ke tahap pemilihan pemain. Awalnya aktor Rendra Karno dilirik menjadi pemeran utama, tetapi Usmar lebih menginginkan wajah-wajah baru dalam proyek itu.

Ia lalu beriklan di koran untuk menjaring aktor-aktor pendatang baru. Terpilihlah Del Juzar, Sutjipto, dan Aedy Mowardi yang kemudian digembleng di gedung kesenian selama beberapa pekan.

Pada 30 Maret 1950, dimulailah proses shooting yang "berdarah-darah" di daerah Subang. Pasalnya, semua serba terbatas dan persiapan belum maksimal.

Naskahnya saja ditulis Usmar dengan cara mencicil selama pengambilan gambar. Setiap malam, ia mengetik naskah dari cerita pendek Sitor untuk digunakan esok hari.

Usmar juga merangkap sebagai sutradara-produser-penulis skenario-penata rias-pencatat adegan-sopir. Ditambah lagi, ia harus berhadapan dengan beberapa pemain yang tak bisa diatur.

Film Darah & Doa mendapat kehormatan diputar di hadapan Presiden RI pertama, Soekarno, di Istana Merdeka, pada pertengahan 1950.

"Dengan segala jerih payah dan pengorbanan lahir batin selama pembuatan film itu, kiranya kehormatan yang diberikan Dewan Film Indonesia kepada saya yang pertama itu, merupakan penghargaan yang tak ada taranya hingga sukar bagi saya untuk menyatakan terima kasih karena kata-kata saja tidak akan ada artinya," Usmar Ismail menutup artikelnya di majalah Intisari.

Selamat Hari Film Nasional!

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com