JAKARTA, KOMPAS. com - Tiga musisi Eva Celia, Kunto Aji, dan Jordy Waelauruw menutup konser bertajuk MLDSPOT Intimate Tour "3 Cerita, 1 Ruang" di Teater Salihara, Pasar Minggu, Jakarta Selatan (16/5/2017) malam.
Jakarta merupakan lokasi terakhir dari total enam kota yang mereka singgahi. Lima kota lainnya adalah Surabaya, Malang, Yogyakarta, Semarang, dan Bandung yang dimulai sejak 6 Mei 2017 lalu.
Di sisa-sisa tenaga mereka, ketiganya tampil begitu lepas dan aktraktif pada penampilan terakhir tersebut.
Jordy didapuk menjadi penampil pertama. Tampil dengan alat musik terompet sebagai ciri khasnya, Jordy membawakan lagu-lagu dari album perdananya yang bertajuk Stand Still.
Sebagai pendatang baru di ranah musik jazz, penampilan Jordy rasanya patut diperhitungkan di jagat musik Tanah Air ke depannya.
Tidak hanya karena suaranya yang indah, keahliannya meniup terompet pun melahirkan keindahan.
Mungkin bisa dikatakan, tiupan terompetnya setara dengan seniornya seperti Rio Sidik dan Benny Likumahuwa.
Dalam penampilannya tersebut, pria asal Maluku itu berkolaborasi dengan penyanyi Albert Fakdawer, yang membuat suasana semakin meriah dengan lelucon-leluconnya.
[Baca juga: Jordy Waelauruw, Eva Celia, dan Kunto Aji Keliling Jawa Bertiga]
Setelah hampir satu jam Jordy menghibur, kini giliran Kunto mengambil alih panggung. Ia membawakan lagu-lagu dari album perdananya yang bertajuk Generation Y.
"Intimate itu bukan sekadar konsep, tapi mindset yang ingin saya bangun," kata Kunto yang kemudian menyanyikan lagu-lagu dari albumnya yang telah diaransemen baru.
Sepanjang penampilan, banyak kisah lucu dan haru diungkapkan oleh Kunto. Ia juga membuka sesi tanya jawab kepada penonton untuk menanyakan apapun kepadanya.
Mulai pertanyaan seputar langkah ke depannya berkarya, pengalaman hidup, hingga pertanyaan-pertanyaan nyeleneh dijawab oleh Kunto.
Kunto tidak tampil sendirian. Ia menggandeng penyanyi Petra Sihombing untuk lagu "Ekspektasi".
Selain itu, ia juga mengandeng pemain bas Barasuara Gerald Situmorang (Gesit) untuk lagu "Mercusuar".
Bersama Gesit, konsep paduan suara dan penari latar menjadi suguhan yang sempurna di telinga dan di mata.
[Baca juga: Kunto Aji Wibisono Lebih Personal]