Mengapa Pandji Pragiwaksono Jadi Idiot?

JAKARTA, KOMPAS.com - Artis peran dan komika Pandji Pragiwaksono punya pengalaman menarik ketika mengunggah foto karakternyanya sebagai Raka dalam film Insya Allah, Sah!.

Pandji mengunggah foto tersebut di akun media sosial Instagram miliknya dan mendapatkan berbagai tanggapan unik dari pengikutnya. Foto itu memerlihatkan potongan rambut Pandji yang culun.

"Panji ngapain jadi idiot?" tanya Pandji dalam bincang-bincang dengan para blogger di Gedung MD Place, Setiabudi, Jakarta Selatan, Senin (5/6/2017).

Menurut Pandji, penampilan itu merupakan representasi dari karakter Raka sendiri. Menurut dia, sosok Raka memang culun, namun ia sebenarnya orang yang cukup cerdas.

"Raka enggak bodoh sih, dia pintar. Raka ngomong apa yang Raka pikirkan," kata dia. "Padahal orang keren dulu rambutnya model begini ya?" sahut dia.

[Baca juga: Di Luar Lokasi Shooting, Pandji Pragiwaksono Tetap Jadi Raka]

Sedangkan penulis novel Achi TM mengungkapkan, bahwa penampilan Raka dalam film berbeda dari ekspektasinya yang ada pada novel.

"Karakternya tetap Raka baik dan memesona. Jadi memang bedanya hanya di fisik aja. Kalau bayangan saya ganteng," ucapnya.

Film itu mengisahkan tentang Raka (Pandji Pragiwaksono) yang merupakan seorang pemuda religius yang aneh dan menyebalkan, ia selalu menghantui hidup seorang wanita karier yang tertangkap bernazar olehnya, yaitu Silvi, yang diperankan oleh Titi Kamal.

Silvi yang judes dan ceplas-ceplos secara terang-terangan menunjukkan rasa tidak sukanya akan kehadiran Raka.

Bersama dengan Dion yang diperankan oleh Richard Kyle, Silvi berhadapan dengan Raka yang selalu muncul dan menyebalkan.

[Baca juga: Pandji Pragiwaksono Belajar Menulis Naskah Film dari Ernest Prakarsa]

Selain bintang utama di atas, film karya Benni Setiawan itu menampilkan nama artis-artis besar seperti Deddy Mizwar, Prilly Latuconsina, Tata Ginting, Lydia Kandou dan sebagainya.

Film yang diproduseri oleh Manoj Punjabi ini akan siap menebar tawa di seluruh bioskop Indonesia mulai 25 Juni 2017.

[Baca juga: Dirinya Diolok-olok dan Dikritik Tajam, Pandji Pragiwaksono Santai]