Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Benyamin S, Muka Kampung Rejeki Kota...

Kompas.com - 18/09/2017, 17:53 WIB
M Latief

Penulis

Lalu, nuansa panggung pun mendapat iringan "Nonton Cokek", "Keroncong Kemayoran", "Sarendo-rendo", dan "Biang Kerok".

Di episode ini juga terungkap kisah cinta Benyamin S ketika "mengejar" Noni, perempuan pujaan sekaligus cinta pertamanya. Lagu "Hujan Gerimis", "Gadis Manis Berbaju Biru", serta "Nonton Bioskop" jadi iringan. Lagi-lagi, semua tetap berbungkus kesan jenaka.

Biang kerok

Benyamin S adalah seniman serba bisa. Itu susah dimungkiri, bahkan sampai detik ini masih susah dicari gantinya.

Toh, memang tak ada yang bisa menjawab tantangan tersebut hingga "Babe; Muka Kampung Rejeki Kota" dipentaskan. Sketsa ketiga dan empat pentas pada malam itu menggenapi gambarannya.

Ya, meski terangkum secara singkat, bagian ini cukup padat menggambarkan sosok Benyamin sebagai seniman multitalenta.

Berangkat dari kelas pemain lenong di kampung, Benyamin pada 1970-an adalah penyanyi gambang kromong yang juga anak band. Band pertamanya, Melodi Ria, diangkat secara gamblang di episode ini.

Benyamin juga penyanyi pop, melayu, keroncong, bahkan seriosa, serta dangdut yang pernah berkolaborasi dengan penyanyi terkenal sezamannya, seperti Rita Zahara, Rossy, Eddy Sud, dan Ida Royani.

Tak cukup masuk dapur rekaman untuk lagu-lagunya, Benyamin banjir tawaran film juga. Nama seniman kelahiran Kemayoran, 5 Maret 1939, ini makin melambung. Di zaman itu, siapa tak kenal Benyamin S alias Bang Ben, alias Frangky alias Pengki?

Tercatat, Benyamin S menelurkan 46 album rekaman dan lebih dari 50 judul film. Dua di antaranya bahkan meraih penghargaan bergengsi Piala Citra, yakni Intan Berduri (1973) dan Si Doel Anak Modern (1975).

Akhirnya, kisah berujung di sketsa terakhir atau kelima, yakni masa tua Si Babe. Meski tak lagi produktif di film dan rekaman, nama Benyamin S tetap kondang pada era ini.

Gara-garanya, dia jadi ruh utama sinetron Si Doel Anak Sekolahan (SDAS) di layar kaca. Hingga beberapa episode SDAS, Benyamin tetap memberi warna tersendiri pada dunia hiburan Indonesia.

Sesudah bagian itu, panggung "Babe" di Graha Bhakti Budaya meredup. Tepatnya pada adegan Benyamin wafat setelah terkena serangan jantung usai bermain sepak bola.

Lewat lagu dan tari pada malam itu, pertunjukan "Babe, Muka Kampung Rejeki Kota" seolah menjadi mesin pemutar waktu yang menghadirkan kembali sosok Benyamin.

Benyamin memang konyol, tapi dia cerdas berkarya. Orangnya jenaka, tapi sopan berkata-kata. Benyamin juga dikenal taat beragama dan sangat berbakti pada orangtua, meski sebetulnya dia sosok super jahil seperti tergambar dalam lagunya "Biang Kerok".

Ah masa bodoh dunia saye yang punye yang punye,
Tuan dan nyonye sebut saye biang kerok, si berengsek
Dengar kuping yang kiri, lolos kuping yang kanan
Habis kerje aye terus ngorok...

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau