Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Beri Bukti Tidak Anti-program Sulap, KPI Tampilkan Demian Aditya

Kompas.com - 20/10/2017, 19:30 WIB
Andi Muttya Keteng Pangerang

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pesulap Demian Aditya akan menjadi salah satu penampil yang memeriahkan malam Anugerah Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) di Studio 6 Emtek City SCTV, Jakarta Barat, Sabtu (28/10/2017).

Selain karena alasan hiburan, kehadiran Demian disebut Koordinator Bidang Isi Siaran KPI, Hardly Stefano Fenelon Pariela, sebagai sebuah pembuktian.

[Baca juga : Penyebab Infotainment Belum Masuk dalam Kategori Anugerah KPI 2017?]

"Kenapa Demian menjadi salah satu penampil? Karena KPI ingin memberikan pesan bahwa KPI tidak anti terhadap seni pertunjukan sulap. Karena sempet viral ketika Demian punya prestasi," ujarnya dalam jumpa pers Anugerah KPI di Gedung KPI, Jakarta Pusat, Jumat (20/10/2017).

Sebagai informasi, para Mei lalu Demian pernah menuliskan curahan hatinya di media sosial tentang pertunjukan sulapnya yang sering tersandung teguran KPI. Kala itu, Demian merasa tak leluasa tampil di televisi.

Hal inilah yang ingin KPI klarifikasi lewat akan tampilnya Demian unjuk kebolehan bermain sulap dalam acara Anugerah KPI yang ke-7.

[Baca juga : Yang Berbeda dari Anugerah KPI 2017]

"KPI juga bisa menghargai seorang anak bangsa yang mendapat apresiasi di luar negeri. Inilah kenapa Demian hadir nanti," kata Hardly.

"Walaupun nanti apa yang ditampilkan Demian tidak lepas dari konsep yang sejak awal didesain oleh KPIn harus memberi makna juga. Ini sekaligus menjawab beberapa yang sempat viral," sambungnya.

Sebelumnya, Demian menuliskan isi hati tentang seni sulap di televisi dalam akun Instagram-nya @_demianaditya-.

 "Terkadang ngerasa susah ketika gw harus mencintai bangsa yg tidak mencintai gw...," tulis Demian.

"Berkarya sepenuh hati. Tapi setiap karya yg gw pertunjukan mayoritas mendapatkan teguran dari KPI (*komisi penyiaran Indonesia). Segala gerak gerik dibatasi dalam pertunjukan yang akan gw persembahkan untuk penonton di Indonesia, seakan2 tidak bisa berkutik lagi untuk gw pekerja seni sulap dalam memperkenalkan seni yg gw cintai sampe mati ini."

"Era jaman sekarang ini pun gw merasa penonton di Indonesia tercinta ini mayoritas tidak lagi bisa menghargai dan menikmati sulap sebagai hiburan, mereka selalu menganggap sulap itu adalah penipuan..."

"Tapi semua orang pergi ke bioskop dan beli tiket (*bayar) untuk nonton film yg jelas2 isi ceritanya hanyalah rekaan, animasi 3D dan tipuan cinematografi tapi mereka semua bisa terhibur tanpa komplain 'Wah boongan ini ceritanya!!'.... why??"

"Kalo begini terus seni sulap di Indonesia bisa hilang sejalannya waktu, apa gw harus biarkan seni ini hilang begitu saja?.... mungkin... toh gak ada yg peduli juga, so why should I care? #EverydayDemian #Sempurna #RIPSulapIndonesia," tulisnya mengakhiri curahan hatinya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau