JAKARTA, KOMPAS.com -- Pemusik Purwacaraka (57) tidak setuju jika pendidikan sekolah di Indonesia diberikan dengan menggunakan sistem full day school.
"Saya tidak terlalu setuju dengan full day school. Itu akan merampas hak main anak," ujar Purwacaraka dalam wawancara di Pisa Cafe, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (31/1/2018).
Full day school merupakan sistem lima hari sekolah dalam seminggu, secara penuh dari pagi hingga sore. Menurut lelaki yang bernama pendek Purwa ini, hal itu akan membuat waktu main berkurang.
"Jadi, kapan mainnya? Lalu dikasih PR banyak. Walau dikasih weekend, mereka dikasih les dan segala macan," ujarnya.
Baca juga: Purwacaraka: Joey Alexander Masuk Grammy Itu Luar Biasa
Purwacaraka berujar bahwa anak sebenarnya membutuhkan juga tempat belajar non formal.
"Saya percaya pendidikan tidak datang dari ilmu pasti, dalam hal ini sekolah formal, tapi mereka juga butuh komunitas di luar sekolah," ucapnya.
Karena itu, Purwacaraka lebih setuju sekolah formal dijalani tidak seharian penuh. Setelah pulang sekolah, lanjut Purwa, anak bisa berkegiatan nonformal.
Baca juga: Andrea Miranda: Kalau Bisa Mereka Enggak Tahu Saya Anak Purwacaraka
Misalnya, anak mengikuti les pada hari biasa tanpa menganggu aktivitas libur di akhir minggu.
"Mereka bisa lewat musik. Atau, anak-anak bisa ikut Pramuka, karena saya percaya Pramuka bisa membangun fighting spirit anak-anak,"u jarnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.