Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Joko Anwar Bawa Wewe Gombel Gentayangan ke Toronto International Film Festival 2018

Kompas.com - 09/09/2018, 15:13 WIB
Andi Muttya Keteng Pangerang,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com -- Sutradara Joko Anwar membawa mitos wewe gombel ke Toronto International Film Festival 2018 yang berlangsung di Toronto, Kanada, pada 6 hingga 16 September. 

Karyanya berjudul A Mother's Love, salah satu episode dalam seri televisi antologi horor, Folklore, produksi HBO Asia akan tayang perdana di festival tersebut.

"Dua dari enam episode serial drama Original antologi horor HBO Asia, Folklore, terpilih untuk mengikuti ajang bergengsi 43 Toronto International Film Festival (TIFF). Dua episode terpilih tersebut adalah A Mother's Love dengan sutradara Joko Anwar dan POB, disutradarai oleh Pen-Ek Ratanaruang dari Thailand," demikian keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Minggu (9/9/2018).

A Mother's Love berkisah tentang seorang ibu (Marissa Anita) dan anaknya (Muzakki Ramdhan) yang mendapati sekelompok anak berpenampilan kotor dan kelaparan tinggal di loteng rumah mewah.

Baca juga: Produser: Joko Anwar Setuju Garap Sekuel Pengabdi Setan

Mereka lalu berusaha menyelamatkan dan mengembalikan mereka ke keluarga masing-masing. Namun, ibu dan anak itu tak menyadari, bahwa anak-anak tersebut merupakan "anak angkat" Wewe Gombel. Kini, mereka harus bersiap menerima amukan balas dendam Wewe Gombel.

Dalam tradisi Jawa, Wewe Gombel merupakan roh jahat yang suka menculik anak-anak, namun tak bermaksud mencelakainya. Konon, yang diculik adalah anak-anak yang ditelantarkan oleh orangtua mereka.

Dua episode tersebut bakal tayang dalam program Pritmetime TIFF 2018 dan menandai diri sebagai seri televisi Asia pertama yang terpilih sejak dimulainya Primetime programme di TIFF pada 2015 lalu.

Folklore merupakan seri televisi yang mengangkat kisah horor berdasarkan mitos dan takhayul dari sejumlah negara di Asia pada setiap episodenya.

Enam episode Folklore dengan durasi satu jam mengambil lokasi di beberapa negara Asia, yakni Indonesia, Jepang, Korea, Malaysia, Singapura dan Thailand.

Tiap episode Folklore menggunakan bahasa lokal masing-masing daerahnya, namun disertai dengan subtitle Bahasa Inggris.

Selain Joko Anwar dan Pen-Ek, empat sutradara yang memotori Folklore adalah Eric Khoo (Singapura), Ho Yuhang (Malaysia), Takumi Saitoh (Jepang), dan Lee Sang-Woo (Korea Selatan). 

Baca juga: Joko Anwar: Pengabdi Setan Box Office Nomor 1 di Hong Kong

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com