Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cut Meyriska Kaget Ada Pabrik Asal Kendal Suplai Keripik ke China

Kompas.com - 13/10/2018, 20:50 WIB
Kontributor Semarang, Nazar Nurdin,
Irfan Maullana

Tim Redaksi


SEMARANG, KOMPAS.com - Artis peran Cut Meyriska merasa kagum atas kehadiran PT Boga Makmur Gracia di Kabupaten Kendal, Jawa Tengah.

Kekaguman itu bukan tanpa alasan, sebab pabrik yang berada di Kecamatan Boja itu mampu menyuplai makanan ringan berbahan ketela atau singkong ke luar negeri.

Perusahaan kelas menengah itu berhasil menembus pasar ekspor ke Tiongkok dan Malaysia.

"Kendal ternyata menyimpan potensi yang luar biasa, terutama di sektor perindustriannya," ujar perempuan yang disapa Chika ini, saat berkunjung ke perseroan tersebut, Sabtu (13/10/2018).

Artis peran Cut Meyriska (baju biru) saat mengunjungi PT Boga Makmur Grasia, di Kecamatan Boja, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah, Sabtu (13/10/2018)KOMPAS.com/NAZAR NURDIN Artis peran Cut Meyriska (baju biru) saat mengunjungi PT Boga Makmur Grasia, di Kecamatan Boja, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah, Sabtu (13/10/2018)

Dijelaskan Chika, banyak perusahaan di Kendal yang mampu mengirimkan produknya ke luar negeri. Hanya saja, kata dia, suplai bahan baku untuk produk ekspor itu masih belum mencukupi.

Kebutuhan bahan baku ketela atau singkong belum bisa dipenuhi oleh petani di sekitar pabrik.

Baca juga: Keluarga Jadi Alasan Cut Meyriska Tak Lagi Bermain Sinetron Kejar Tayang

"Ini yang mungkin dipikirkan agar menjalin kerja sama atau sinergi bermitra dengan petani lokal dengan menyiapkan lahan dan petani penggarap dari warga setempat," ujarnya.

Chika sendiri ikut mencicipi produk berbahan singkong itu. Ia pun memuji hasil produk perseoran tersebut.

"Ternyata, makanan ringan yang biasa dimakan orang-orang Jakarta salah satunya dari Kendal. Ini saya baru tahu," tandasnya.

Kepala HRD Manager Boga Makmur Gracia, Heri Suswanto mengakui, pabriknya masih membutuhkan suplai bahan baku ketela. Untuk mendapat ketela terbaik, pihaknya harus mendatangkan ketela dari Sukabumi, Jawa Barat dan Lampung.

Sementara suplai dari petani sekitar di pabrik belum bisa mencukupi karena kebutuhan produksi per harinya yang relatif tinggi yang mencapai 30 ton.

"Yang singkong lokal itu baru lima persen dari kebutuhan kita. Per hari, kita butuh singkong mentah 30 ton," ujar Heri.

Setelah diolah, bahan baku 30 ton nantinya hanya akan menjadi 12 ton bahan matang dengan berbagai varian rasa.

Pihak perseroan, kata dia, akan terus mendekati masyarakat sekitar untuk dijadikan mitra. Untuk tahap awal akan disediakan lahan seluas 10 hektare untuk ditanami ketela.

Kunjungi tokoh agama

Selain berkunjung ke pabrik, Chika juga menyempatkan untuk bertemu Pengasuh Pondok Pesantren Manba'ul Hikmah, Mororejo, Kecamatan Kaliwungu, Kendal KH Suyuthi Murtadlo. Di pesantren tersebut, Chika memohon restu untuk ikut meramaikan pencalonan legislatif.

Chika menjadi menjadi salah satu kandidat yang bertarung di DPR RI melalui Partai Nasdem. Ia mendapat daerah pemilihan Jateng 1 meliputi Kota Semarang, Kabupaten Semarang, Kendal dan Kota Salatiga.

"Saya ke Kendal kurang afdol kalau belum sowan ke beliau Abah Suyuthi. Beliau salah satu kiai kharismatik di Kendal," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau