Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

20 Tahun Seventeen, Ganti Personel dan Label, hingga Tragedi Tsunami

Kompas.com - 24/12/2018, 15:00 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Bayu Galih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Bencana tsunami Selat Sunda yang menghantam sejumlah wilayah di Banten dan Lampung pada Sabtu (22/12/2018) malam juga menjadi kabar duka bagi penggemar band Seventeen.

Dua personel band Seventeen tewas akibat tsunami yang menerjang saat band itu di atas panggung dalam sebuah acara gathering perusahaan BUMN. Satu personel band masih belum ada kabarnya hingga saat ini.

Seventeen merupakan band Indonesia beraliran pop yang karyanya banyak digandrungi masyarakat. Misalnya, lagu "Jaga Selalu Hatimu", "Ayah", "Jalan Terbaik", dan "Selalu Mengalah".

Meski keberadaannya sudah jarang terlihat di layar kaca, namun nada-nada yang mereka rangkai masih menggema di tengah masyarakat. Lagu karya Seventeen mampu bersaing dengan musik-musik baru yang seolah tiada henti mengisi industri musik Tanah Air.

Seolah tak butuh layar untuk menjaga eksistensi, Seventeen menjajal panggung demi panggung, menemui penonton dari satu festival ke festival lain, dan menyenangkan mereka dengan alunan-alunan nada yang mudah untuk diikuti.

Baca juga: Ifan Seventeen Sedih Terima Kabar Hoaks tentang Keberadaan Istrinya

Terbentuk pada 1999

Band ini terbentuk hampir 20 tahun yang lalu, tepatnya pada 17 Januari 1999, diprakarsai oleh lima siswa sebuah SMA swasta di Yogyakarta: Yudhi, Angga, Zozo, Herman, dan Andi.

Nama Seventeen mereka sepakati, diambil dari usia mereka yang saat itu semuanya ada di angka 17 tahun.

Untuk membuktikan keseriusan dalam membesarkan band bentukannya, mereka mencari sosok vokalis hingga terpilihlah Doni pada tahun 2000.

Pergantian Personel dan Label

Grup band SeventeenInstagram/Seventeen Grup band Seventeen

Selama perjalanannya, Seventeen kerap mengalami pergantian baik di sisi personel maupun label musik yang menaungi eksistensi mereka.

Personel pada 2008 yaitu Zozo, Doni, termasuk Andi, memutuskan untuk mundur dari band. Andi saat itu lebih memprioritaskan kariernya di sebuah bank, meskipun akhirnya memutuskan untuk kembali pada 2011.

Doni yang ada di posisi vokal tentu harus segera mendapatkan pengganti. Hingga akhirnya personel yang tersisa mengadakan audisi, dan tepilihlah Ifan yang menjadi vokalis Seventeen hingga saat ini.

Karakter vokalis sebelumnya adalah rock, sementara Ifan cenderung memiliki karakter pop yang kuat. Perbedaan ini juga menjadi tantangan besar bagi band ini.

Lima tahun berselang, Yudhi merasa sudah tidak memiliki kesamaan misi dan memutuskan untuk hengkang menyusul kawan lainnya.

Untuk label musik, awalnya mereka ada di bawah naungan label Universal Music Indonesia hingga menelurkan dua album dengan karakter rock khas vokal dari Dani. Sempat pula mereka tidak terikat kontrak dengan label mana pun, karena saat itu Universal menutup divisi lokalnya selama 2 tahun.

Namun, sejak album ketiga hingga saat ini mereka ada di bawah label Nagaswara dengan posisi vokalis sudah dipegang oleh Ifan.

Baca juga: Ifan Seventeen Meminta Maaf Tak Hadir pada Pemakaman Rekan-rekannya

Karya 6 album

Album-album Seventen selama berkarya di industri musik Indonesia.Google Album-album Seventen selama berkarya di industri musik Indonesia.

Sepanjang lika-liku karier yang sudah terlewati, Seventen berhasil menelurkan lima album dengan banyak judul yang kemudian menjadi hits di pasaran dari masing-masing albumnya.

Album-album itu adalah Bintang Terpilih (2003), Sweet Seventeen (2005), Lelaki Hebat (2008), Penjaga Hati (2011), Dunia yang Indah (2011), dan Pantang Mundur (2016).

Korban tsunami Selat Sunda

Grup band Seventeen.Instagram/Band Seventeen Grup band Seventeen.

Band yang menyisakan Ifan pada vokal, Andi pada drum, Herman pada gitar, dan Bani pada bas ini kembali mengalami hal tidak menyenangkan.

Pada Sabtu (22/12/2018) kemarin, mereka diterjang gelombang tsunami saat di tengah pentas memenuhi undangan PLN yang tengah mengadakan gathering di Pantai Tanjung Lesung, Pandeglang, Banten.

Ombak tiba-tiba menghajar mereka yang masih ada di atas panggung, saat memainkan lagu kedua di rangkaian acara malam berbahagia itu.

Tanpa peringatan apa pun, ombak berkekuatan tinggi tiba-tiba menghantam panggung yang persis membelakangi pantai, dan membuatnya ambruk dalam seketika.

Seluruh personel yang ada di atas panggung ambruk bebarengan dengan panggung tempat mereka tampil menghibur keluarga karyawan PLN malam itu, sekitar pukul 21.30 WIB.

Ada yang hanyut terseret air hingga ke tengah lautan, terjebak tertimpa kerangka panggung, ada juga yang masih bekum ditemukan hingga saat ini.

Ifan sang vokalis berhasil lolos dari amukan alam meski sempat terombang-ambing di lautan dalam gelap dan suara histeris orang-orang di sekitarnya yang takut dan panik.

Bani dan Herman yang sempat dinyatakan hilang kemudian ditemukan di sekitar lokasi pentas dalam kondisi sudah tak bernyawa.

Namun, Andi sang penggebuk drum hingga saat ini juga belum ditemukan keberadaannya.

Baca juga: Saat Tsunami Banten, Ifan Seventeen Ditimpa Panggung hingga Tergulung Ombak

Ifan, satu-satunya personel yang tersisa menyimpan harapan yang besar dan memupuk yakin bahwa mukjizat Tuhan bisa terjadi di mana saja, sebagaimana musibah yang mereka terima, bisa terjadi di mana saja, dalam keadaan yang bagaimana saja.

Mereka yang sudah ditemukan akan segera dikebumikan di tanah kelahirannya masing-masing. Bani di Bantul, dan Herman di Tidore. 

Sementara Ifan, ia masih bertahan di lokasi bencana sembari mencari Andi dan istrinya yang belum juga ditemukan hingga dua hari setelah malam mencekam itu terjadi.

Hingga saat ini belum diketahui apakah Seventeen masih akan bertahan di industri musik setelah tragedi yang menimpa mereka.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com