Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Para Pembuat Pembalut Wanita di India Raih Piala Oscar

Kompas.com - 28/02/2019, 17:31 WIB
Ati Kamil

Editor

Beberapa dari mereka, antara lain Sushima Devi, yang berusia 31 tahun, masih harus menghadapi perjuangan di rumah mereka.

Ibu dari dua orang anak ini mengatakan bahwa suaminya menyetujui dirinya bekera di pabrik ini setelah ibu Sneh meminta izinnya.

Suaminya juga berkeras bahwa dia harus menuntaskan pekerjaan rumahnya terlebih dulu sebelum bekerja di pabrik.

"Jadi, aku bangun pada pukul 05.00, membersihkan rumah, mencuci pakaian, memberi makan ternak, meramu bahan bakar memasak yang dibuat dari kotoran ternak, mandi, membuat sarapan dan makan siang, sebelum saya pergi dari rumah. Sore harinya, saya langsung memasak makan malam ketika sampai di rumah," kisahnya.

Namun, suaminya masih tidak senang dengan jadwal ini.

"Dia sering kali marah kepada saya. Dia berkata, 'Pekerjaan di rumah sudah cukup, mengapa kamu kerja di luar rumah?' Tetangga saya juga mengatakan bahwa ini bukan pekerjaan yang bagus, mereka juga menyebut gaji yang saya peroleh sangat kecil," sambungnya.

Baca juga: Inilah Lima Film Berbahasa Asing yang Bertarung dalam Oscars 2019

Dua tetangga Sushima sempat bekerja di pabrik ini, tetapi memutuskan berhenti beberapa bulan kemudian.

Namun, Sushima tidak memiliki minat untuk mengikuti jejak mereka.

"Bahkan, jika suami saya menghajar saya, saya tidak akan meninggalkan pekerjaan saya. Saya menikmati bekerja di sini," ujarnya.

Dalam film dokumenter Period, Sushima menyebut bahwa dia menyisihkan uang yang dia hasilkan untuk membeli pakaian adik lelakinya.

"Jika saya tahu bahwa film ini akan ada di Oscar, saya pasti akan mengatakan sesuatu yang terdengar lebih pintar," ujarnya seraya tertawa.

Bagi Sushima, Sneh, dan rekan-rekan kerja mereka, nominasi Oscars 2019 telah menjadi dorongan besar.

Film yang tersedia di layanan streaming Netflix ini kemudian memenangi kategori Dokumenter Pendek Terbaik.

Ketika Sneh bersiap untuk pergi ke Los Angeles, tetangganya menghargai "gengsi dan ketenaran" yang ia bawa ke desanya.

"Tidak ada seorang pun dari Desa Kathikhera yang pernah bepergian ke luar negeri, jadi saya akan menjadi orang pertama yang melakukannya," katanya.
"Saya sekarang dikenal dan dihormati di desa, orang mengatakan mereka bangga pada saya," imbuhnya.

Sneh mengatakan bahwa dia mendengar tentang Oscars dan mengetahui bahwa itu merupakan penghargaan film terbesar di dunia.

Namun, dia tak pernah menonton ajang penghargaa tersebut dan, tentu saja, tidak berpikir bahwa suatu hari dia akan berada di karpet merah.

"Saya tidak pernah berpikir saya akan pergi ke Amerika. Bahkan, sekarang saya tidak bisa sepenuhnya memproses apa yang terjadi. Bagi saya, nominasi itu sendiri merupakan sebuah penghargaan. Ini merupakan mimpi yang saya impikan dengan mata terbuka," ucapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau