Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bambang Asrini Widjanarko
Kurator seni

Kurator seni, esais isu-isu sosial budaya, aktivis, dan seorang guru. Kontak: asriniwidjanarko@gmail.com

Kayuh Baimbai, Festival Seni dan Tiga Zonasi di Kalimantan

Kompas.com - 24/05/2019, 20:31 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Festival seni rupa ini tentunya menghargai warisan para nenek-moyang berbagai etnik di Kalimantan.

Hal ini menjadi cermin bersama kita bahwa ke-indonesiaan secara kecil dapat ditemui di pulau ke-3 terbesar di dunia ini. Kebinekaan masih tersisa dan akan dipertahankan sampai kapan pun.

Lokasi Festival direncanakan di Big Mall di Kota Samarinda. Pada September 2019 nanti, festival akan diselenggarakan di pusat perbelanjaan atau sebuah mal.

Mal dipilih karena produk budaya modern tentang kemampuan manusia menghargai dirinya sendiri dalam sebuah perjumpaan sosial sekaligus artikulasi individual pun komunal, di sebuah entitas yang disebut sebagai pusat pasar perbelanjaan.

Mal memberi pengertian bahwa perspektif lokasi menjadi penting dengan memahami terjadinya pertukaran nilai-nilai dalam sebuah peradaban di kota dengan eksisnya budaya konsumsi, yang memanggungkan kesetaraan dan perayaan kesejahteraan bersama.

Sebuah mal memberi paras kosmopolitanisme termutakhir dengan memperlihatkan persilangan-persilangan budaya dan manifestasi kekayaan atas realitas seni dalam perjumpaanya dengan budaya Islam selain peradaban-peradaban tua se-Kalimantan yang disentuh ulang menjadi yang dianggap modern.

Tempat bertemunya gaya hidup modern dalam apresiasi, kepentingan transaksional, kemandirian, pertemuan-pertemuan fisik serta hiburan dari seluruh lapisan masyarakat memberi penanda bahwa sebuah mal adalah keniscayaan “monumen peradaban dunia modern”.

Mal menjadi “locus” objek-objek seni rupa dengan karakter lokalnya yang telah menerobos batas-batas tentang “yang daerah dan yang pusat”.

Seniman-seniman akan memberi penanda zaman, pada masa lalu, kini dan mungkin kelak, tentang seluruh ekspresi seni yang dimiliki potensi-potensi terbaik para pekerja kreatif se-Kalimantan. 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com