Salah satu hal yang membuat videonya melejit adalah karena dibagikan ulang oleh seorang seleb Twit bernama Agus Magelangan dalam thread panjang di Twitter-nya @AgusMagelangan.
“Yang nge-upload teman saya, tapi videonya dari saya, terus disamber Mas Agus. Malam-malm setelah nonton capek, tidur, bangun-bangun notif-ku benar-benar banyak,” ujar Jarkiyo.
Sosok Agus inilah yang kemudian memberi julukan Godfather of Broken Heart bagi Didi Kempot.
Dari sini, Jarkiyo menyimpulkan, untuk bisa membuat sesuatu yang besar, dibutuhkan seseorang yang menjadi pemantik, seperti apa yang dilakukan Agus Magelangan.
“Sebelum video itu booming, mungkin orang-orang muda masih malu-malu buat nonton datang ke konser Didi Kempot, tapi ketika akeh koncone, loro ati akeh koncone, semua berubah,” kata dia.
“Saya enggak tahu persis, tiba-tiba itu muncul sempat ramai juga itu. Ternyata di situ ada beberapa teman-teman di Solo juga, anak-anak muda malah. Itu ternyata dia sangat peduli dengan budaya yang ada di sini, akhirnya muncul apa lah itu. Saya jadi bapaknya bocah-bocah patah hati, Godfather of Broken Heart,” akunya.
Mendapat julukan itu, ia mengaku tidak heran tetapi sempat bingung. Mengapa?
Alasannya, kata Didi, karena sebagian besar cerita lagunya memuat kisah-kisah sedih patah hati yang pasti banyak dialami sebagian besar anak muda.
“Sempat bingung, satu orang sakit hati saja sudah bikin bingung, ini saya jadi bapaknya cah-cah loro ati banyak sekali," ujar Didi.
Akan tetapi, pria 52 tahun itu mengaku senang dan tidak ada masalah dengan julukan-julukan yang ditujukan kepadanya.
“Tapi terima kasih, tidak ada masalah, saya suka, matur nuwun,” ujar Didi yang langsung disambut tepukan tangan meriah para penonton.
“Lord Didi”, “Sobat Ambyar”, “Sad Boys”, dan “Sad Girls”, dan sebagainya menjadi fenomena sendiri di tengah dunia musik Indonesia khususnya di daerah-daerah.
Sementara itu, mengenai acara Ngobam Didi Kempot, Jarkiyo yang membantu terselenggaranya acara ini mengaku tidak menyangka sambutan demikian besar.
“Ra nyongko, jebul loro ati nek ditelateni hasile lumayan (tidak disangka, ternyata sakit hati kalau ditelateni hasilnya lumayan),” kata Jarkiyo.
Baca juga: Sad Boy dan Sad Girl Padati Ngobam Didi Kempot
Para “Sad Boys” dan “Sad Girls” yang datang sebagian besar berasal dari kalangan muda-mudi, tidak hanya dari Solo tetapi juga dari kota-kota lainnya di Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Mereka berkumpul bersama menyimak dengan saksama cerita dari Sang Legenda dan turut bernyanyi hingga joget bersama menikmati setiap lagu sendu yang dibawakan Didi Kempot pada awal dan akhir acara.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.