KOMPAS.com – “Wis sakmestine ati iki nelongso wong sing tak tresnani mblenjani janji, opo ora eling naliko semono kebak kembang wangi jeroning dodo”
Lirik itu penggalan dari tembang lawas Didi Kempot berjudul “Cidro”.
Meski diciptakan lebih dari 30 tahun lalu, lagu ini masih memiliki pamor di kalangan anak muda sekitar Jawa Tengah dan Jawa Timur, khususnya para penggemar Didi Kempot.
Sosok Didi Kempot, meski terbilang jarang disorot media, eksistensinya sebagai seorang musisi terbilang "tahan banting".
Bahkan, beberapa bulan terakhir, Didi Kempot kembali naik daun di kalangan muda yang menyebut dirinya sebagai “Sobat Ambyar”.
Ada pula sebutan “Sad Boy” dan “Sad Girl” untuk para penggemarnya.
Baca juga: Dinobatkan sebagai Godfather of Broken Heart, Didi Kempot Jadi Trending Topic
Tak hanya bagi para penggemar, sebutan spesial juga diberikan untuk Didi Kempot, yakni sebagai Godfather of Broken Heart dengan panggilan “Lord Didi”.
Semua nama dan julukan itu berawal dari lagu-lagu Didi Kempot yang hampir semuanya menceritakan tentang kesedihan dan kisah patah hati.
Pada acara Ngobam bareng Didi Kempot, di Wedangan Gulo Klopo, Kartosuro, Minggu (14/7/2019), Kompas.com bertemu dengan salah satu pencetus julukan-julukan baru bagi penggemar Didi Kempot.
Dia adalah Jarkiyo.
Jarkiyo menceritakan, semua ini berawal dari sebuah video nonton konser Didi Kempot yang ia unggah di akun media sosialnya.
Dengan penuh penghayatan, Jarkiyo bersama beberapa temannya ikut menyanyikan tembang “Cidro” yang tengah dibawakan Didi Kempot, ketika itu di Taman Balekambang, Solo.
Jarkiyo menuliskan beberapa sebutan seperti “Surakarta Sad Boy Club”, “Bapak Loro Ati Nasional”, dan “Lord Didi”.
“Saya pun merekam tidak punya impian akan memviralkan ini, tidak sama sekali. Memang benar-benar natural, pada akhirnya alam yang membantu kita, reaksinya seperti ini,” kata Jarkiyo.