Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pujian untuk Bumi Manusia dan Puncak Karier Hanung Bramantyo

Kompas.com - 14/08/2019, 09:48 WIB
Tri Susanto Setiawan,
Andi Muttya Keteng Pangerang

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Film Bumi Manusia yang disutradarai oleh Hanung Bramantyo berhasil membuat decak kagum penonton yang menyaksikan.

Dalam gala premiere di XXI Surabaya Town Square, Jawa Timur, Jumat (9/8/2019) pekan lalu, para penonton memberikan standing ovation kepada seluruh tim produksi Bumi Manusia.

Begitu pula saat ada screening untuk sejumlah artis di XXI Epicentrum, Kuningan, Jakarta Selatan, Senin (12/8/2019), sejumlah pesohor hiburan yang menyaksikan memberikan pujian terhadap film garapan rumah produksi Falcon Pictures.

Baca juga: Sowan ke Keraton, Hanung Ajak Sultan Hamengku Buwono X Nonton Bumi Manusia

Komentar artis

Artis peran Cinta Laura tidak menyangka bahwa film Bumi Manusia akan menguras emosinya. Cinta berujar, semua pemeran berhasil menghidupkan karakter yang diceritakan.

Saking emosionalnya, Cinta mengaku menangis saat melihat adegan Minke dan Nyai Ontosoro mengupayakan Annelies tetap berada di Indonesia.

"Banyak yang bikin aku nangis. Waktu Nyai Ontosoroh dan Minke berjuang supaya Annelies tetap di Indonesia. Mereka berjuang untuk hak-hak orang Indonesia," kata Cinta.

Artis peran Fedi Nuril juga merasa takjub dengan cerita yang disajikan oleh sutradara Hanung Bramantyo itu.

Bahkan, ada celoteh iseng yang dilontarkan Fedi, yang pernah bekerja bareng Hanung lewat film Ayat-ayat Cinta.

"Pas nonton pertama kali muncul di kepala, ini sih kayaknya Mas Hanung selesai syuting dia opname deh," kata dia lalu tertawa.

Fedi mengaku tahu sekali cara kerja Hanung. Jika membuat sebuah film, kata Fedi, Hanung pasti akan sangat bersungguh-sungguh.

"Mas Hanung itu kalau nge-direct sangat energik, berapi-api. Pasti itu capek banget. Kalau dilihat filmnya semua sepadan, ya. Untuk pencinta novelnya ini wajib nonton ya," kata dia.

Hal yang sama juga diungkapkan oleh artis peran Maudy Ayunda, yang sudah membaca novel Bumi Manusia karya Pramoedya Ananta Toer tersebut.

Maudy mengatakan film itu melampaui ekspektasinya. Film itu bagus, katanya.

"Adegan di pengadilan semuanya sangat emosional. Aku juga merasa pengembangan dari ceritanya itu melebihi ekspektasi aku," kata dia.

Baca juga: Premiere Bumi Manusia, Penonton: Kok Iqbaal Enggak Datang Tho, Mbak?

Adegan Anelis (Mawar de Jongh) dan Minke (Iqbaal Ramadhan) dalam film Bumi Manusia.DOK. FALCON PICTURES Adegan Anelis (Mawar de Jongh) dan Minke (Iqbaal Ramadhan) dalam film Bumi Manusia.
Puncak karier

Selama perjalanan kariernya sebagai sutradara film, Hanung mengatakan bahwa Bumi Manusia adalah karya monumentalnya.

"Saya anggap ini sebagai puncak karier saya, puncak pembelajaran saya," kata Hanung di XXI Epicentrum, Kuningan, Jakarta Selatan, Senin malam (13/8/2019).

Ada 20 lebih film yang digarap oleh Hanung selama berkarier sebagai sutradara. Namun, semua karya tersebut seperti tidak ada apa-apanya setelah ia menggarap Bumi Manusia.

"Saya bikin film Bumi Manusia seperti bikin film pertama kali, jadi ego saya sangat ditantang. 20 film yang sudah saya buat seolah tak ada artinya apa-apa karena rumus yang saya gunakan enggak terpakai di sini," kata Hanung.

"Ya saya seperti kembali ke zaman saya pertama kali membuat film. Mungkn siklus ya setelah 10 tahun," kata dia.

Artis peran Iqbaal Ramadhan (kiri) berperan sebagai Minke dan Mawar de Jongh sebagai Anelis menjalain shooting film Bumi Manusia di bawah arahan sutradara Hanung Bramantyo.DOK. FALCON PICTURES Artis peran Iqbaal Ramadhan (kiri) berperan sebagai Minke dan Mawar de Jongh sebagai Anelis menjalain shooting film Bumi Manusia di bawah arahan sutradara Hanung Bramantyo.
Trilogi

Untuk Bumi Manusia, Hanung berencana menjadikannya film trilogi yang digarap rumah produksi Falcon Pictures.

Film Bumi Manusia diadaptasi dari novel berjudul sama karya penulis Pramoedya Ananta Toer. Novel Bumi Manusia yang rilis pada 1980 menjadi seri novel pertama dari Tetralogi Buru.

Seri kedua adalah Anak Semua Bangsa (1981), seri ketiga Jejak Langkah (1985), dan seri keempat Rumah Kaca (1988).

Jika terealisasi, kata Hanung, cerita dalam film keduanya akan mengambil rangkaian perpaduan novel seri pertama dan kedua.

Sementara itu film ketiganya murni mengambil cerita novel seri kedua, Anak Semua Bangsa.

"Karena Anak Semua Bangsa itu rangkaiannya," kata Hanung.

Terkait film kedua sudah ada kepastian digarap atau belum, Hanung mengaku akan melihat hasil dari Bumi Manusia terlebih dulu.

Ia juga berujar belum mendapatkan ikatan kontrak untuk menangani seri keduanya.

"Tapi, saya sudah menawarkan (film keduanya) dan siap ibadah (untuk mendapatkannya)," kata Hanung dengan senyum.

Baca juga: Jalan Panjang Film Bumi Manusia, 20 Tahun Lalu Pramoedya Ananta Toer Tolak Hanung Bramantyo

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau