YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Jika anda sudah menonton film Bumi Manusia yang baru saja dirilis pada 15 Agustus lalu, anda pasti tidak asing dengan set kolonialisme-nya.
Siapa sangka set itu berada di Yogyakarta dan merupakan buah pemikiran dari sang sutradara, Hanung Bramantyo.
Set pedesaan di era kolonialisme yang lengkap dengan rumah dan jalur kereta itu dibangun di Desa Gamplong, Moyudan, Kabupaten Sleman, Yogyakarta.
Kompas.com berkesempatan mengunjungi studio alam tersebut pada Selasa (13/8/2019).
Studio alam itu dibangun di tengah Desa Gamplong. Di sana, kita bisa melihat set-set perumahan, pedesaan, pasar, rumah tradisional, dan lain-lain.
Baca juga: Desa Wisata Gamplong Makin Dikenal Wisatawan
Melihat studio alam itu bagaikan kita melihat Mini Hollywood di Amerika Serikat.
Bagaimana tidak, banyak kios penjualan makanan dan suvenir yang dibangun di sekitar studio.
Pembangunan studio alam Gamplong membuat perekonomian warga berdenyut kembali.
Baca juga: Digunakan Syuting Bumi Manusia, Ini 5 Fakta soal Desa Wisata Gamplong
Yang penasaran dengan lokasi Film Bumi Manusia. Silakan mampir di Dusun Gamplong Sleman. Lokasi ini akan kita jadikan museum Bumi Manusia. Tujuannya untuk makin ngenalin karya Pram ke generasi Millenial. pic.twitter.com/sDYuflfBi2
— Hanung Bramantyo (@Hanungbramantyo) August 17, 2019
Saat itu, Hanung tengah mencari lokasi untuk membangun set syuting dan tidak dapat dirubuhkan.
"Saya datang ke sana ketemu Pak Lurah, Pak Sigit dan warga Gamplong. Sebetulnya saya hanya mencari lahan untuk syuting, membangun set, dimana set itu nanti tidak dirubuhkan dan menjadi semacam situs, monumen kebanggaan warga desa, bahkan warga Jogja," ujar Hanung kepada Kompas.com, di Yogyakarta, beberapa waktu lalu.
Baca juga: Produser Film Sultan Agung Berharap Bekas Set Shooting Tetap Berguna bagi Masyarakat
Suami artis peran Zaskia Adya Mecca itu mengaku sudah berkeinginan lama memiliki studio yang juga dijadikan sebagai pusat kebudayaan. Akhirnya, Gamplong-lah jawaban harapan Hanung tersebut.
Warga bisa mengunjungi studio alam Gamplong dan hanya perlu membayar retribusi untuk perawatannya.
Rumah produksi film Sultan Agung, Mooryati Soedibyo Cinema, pada 15 juli 2018 secara resmi menghibahkan set bangunan tiruan yang digunakan dalam syuting film itu kepada Pemerintah Kabupaten Sleman.
Baca juga: Ketika Presiden Jokowi Ditegur Warga gara-gara Salah Sebut