KOMPAS.com - Konser megah grup musik Westlife yang berlangsung di stadion Glora Sriwijaya Jakabaring, Palembang, Sumatera Selatan, pada Minggu (18/8/2019) ternyata menyisakan polemik.
Kompas.com merangkum 6 fakta dibalik polemik konser Westlife di Palembang sebagai berikut
1. Oknum pejabat minta jatah kursi
Promotor acara mengeluhkan adanya tindakan oknum dari pejabat yang meminta "jatah" kursi saat pelaksanaan konser berlangsung. Jatah kursi yang diminta disebut mencapai 500 orang.
Baca juga: Pejabat Disebut Minta Jatah Kursi VIP Konser Westlife di Palembang, Benarkah?
Keluhan itu diunggah langsung oleh akun Instagram @musievent yang merupakan promotor acara. Sontak saja para warganet yang melihat keluhan dari promotor langsung bereaksi keras.
Musi Event merupakan event organizer lokal yang membantu promotor menggelar konser tersebut.
2. Gubernur Sumatera Selatan terkejut
Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru begitu terkejut mendengar "jatah" kursi yang diminta pejabat tersebut mencapai 500.
"Siapa itu yang minta? Itu mau dijual?" kata Herman Deru, Kamis (22/8/2019).
Baca juga: Ada Pejabat Minta Jatah Kursi Nonton Westlife, Gubernur Sumsel Meradang
Herman pun mengaku akan mencari tahu siapa oknum pejabat yang disebut oleh promotor tersebut.
"Yang minta siapa? Saya cari tahu dulu siapa. Nanti saya tegurlah. Enggak boleh itu," ujar dia.
Presiden Direktur Neutron Live Asia, Rendy yang merupakan promotor utama konser boyband Westlife di Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring Palembang, Sumatera Selatan, membantah ada pejabat yang minta jatah 500 kursi untuk menyaksikan konser tersebut.
Rendy mengatakan, saat grup musik asal Irlandia itu manggung, pihaknya hanya menyediakan 1.000 tiket khusus VVIP dengan harga jual Rp 1,95 juta.
Sebenarnya itu tidak mungkin terjadi, karena tiket kita aja buat VVIP itu cuma 1.000. Kalau diminta pejabat ya habis," kata Rendy saat dikonfirmasi Kompas.com melalui sambungan telepon, Jumat (23/8/2019).