JAKARTA, KOMPAS.com - Penyanyi Campursari Didi Kempot dikenal dengan karya-karya lagu bertema patah hati.
"Cidra", "Sewu Kuto", "Stasiun Balapan" adalah beberapa lagu patah hati ciptaan Lord Didi Kempot.
Ia mengaku punya alasan tersendiri mengapa ia memilih menulis lagu dengan tema patah hati.
Baca juga: Konangan Concert Didi Kempot, Puaskan Sobat Ambyar hingga Perempuan Berbaju Kuning
"Kayaknya di seluruh dunia lagu dengan genre semacam ini selalu tahan lama. Itu saja alasannya," ujar Didi Kempot saat ditemui dalam jumpa pers "Konangan Concert" di Jakarta, Jumat (20/9/2019), seperti dikutip dari Antara.
Bahkan, menurut pria yang dijuluki "The Godfather of Broken Heart" itu, ia juga konsisten menulis lirik dalam bahasa Jawa yang ternyata tidak hanya digemari penikmat musik dalam negeri saja.
"Saya sudah pernah ke luar negeri baik ke Eropa atau Amerika sana. Ternyata lagu apa pun kalau kita serius itu sangat bisa diterima," kata Didi Kempot.
Baca juga: Perempuan Berbaju Kuning Kejutkan Didi Kempot di Konangan Concert
Menurut dia, lagu dengan lirik berbahasa apa pun atau bertema apa pun akan dapat diterima asalkan membawanya dengan hati.
"Contohnya kita di sini dengar lagu Mandarin, Korea, atau lagu barat bisa senang walaupun tidak tahu artinya," ujar Didi Kempot.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.