Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Musisi Ananda Badudu Abadikan Momen Saat Ditangkap Polisi

Kompas.com - 27/09/2019, 07:41 WIB
Andi Muttya Keteng Pangerang

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Musisi Ananda Badudu sempat merekam momen penjemputanya oleh polisi pada Jumat (27/9/2019) pagi.

Lewat video Insta Story di akun Instagram @anandabadudu, mantan vokalis Banda Neira ini mengabadikan detik-detik ketika sejumlah penyidik Polda Metro Jaya menyambangi rumahnya.

"Dari mana, Pak?" tanya suara yang diduga Ananda Badudu sambil merekam, seperti dikutip Kompas.com, Jumat.

"Dari Polda. Ini mau ngapain? Matiin dulu lah," jawab seorang anggota kepolisian meminta Ananda mematikan kameranya.

Video selanjutnya memperlihatkan seorang penyidik berbaju gelap membuka sebuah map merah dan mengeluarkan lembaran kuning dari dalamnya.

Baca juga: Ananda Badudu: Yang Lebih Buruk, Sikap Presiden Jokowi sebagai Bagian dari Masalah

"Anda Wardhana Badudu?" tanya pria itu memastikan sembari menunjuk kerta berwarna kuning tersebut.

"Dokumennya kita boleh tahu, Pak," kata suara perekam yang diduga Ananda tak lama sebelum video tersebut terhenti.

Sebelumnya, lewat akun Twitter-nya, Ananda Badudu mengabarkan bahwa ia dibawa ke Polda Metro Jaya.

"Saya dijemput polda karena mentransfer sejumlah dana pada mahasiswa," tulis akun @anandabadudu, seperti dikutip Kompas.com, Jumat (27/9/2019) pagi.

"Saya dijemput polda," tulisnya lagi.

Baca juga: Ananda Badudu Galang Donasi Dukung Aksi Mahasiswa di Gedung DPR

Sementara akun Twitter resmi Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI) membenarkan penjemputan polisi tersebut.

"Kami bersama rekan lainnya berusaha #BebaskanAnandaBadudu. Silakan ramaikan timeline sebagai bentuk solidaritas," tulis @YLBHI.

Kompas.com berupaya mengonfirmasi ke pihak kepolisian mengenai penjemputan Ananda Badudu tersebut.

Namun hingga berita ini diturunkan, belum ada pernyataan dari pihak kepolisian

Ananda Badudu diketahui menggalang donasi untuk aksi para mahasiswa di Gedung Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) pada 23-24 September 2019.

Aksi tersebut untuk memprotes revisi UU KPK, RKUHP, hingga revisi UU Ketenagakerjaan.

Penggalangan itu dilakukan Nanda melalui situs kitabisa.com sejak Minggu (22/9/2019).

Baca juga: Ananda Badudu: Bikin Lagu Doang Enggak Cukup untuk Saat seperti Ini...

"Jadi urunan di Kitabisa itu untuk support aksi mahasiswa hari ini dan besok ya, itu sebagai bentuk dukungan kita yang selama ini mungkin diam-diam aja tapi mau kasih aksi nyata gitu," ucap Nanda kepada Kompas.com via telepon, Senin (23/9/2019).

"Tapi yang terpenting sebenarnya bukan itu saja, menunjukkan bahwa banyak orang mau men-supportgerakan mahasiswa besok," lanjutnya.

Nantinya, kata Nanda, hasil donasi itu akan digunakan untuk membiayai berbagai keperluan aksi mahasiswa selama unjuk rasa berlangsung, seperti makanan, minuman, hingga menyewa mobil komando.

Mantan jurnalis ini mengatakan, gerakan tersebut tercetus dari kegelisahan akan permasalahan bangsa yang tak kunjung tuntas, dan justru bertambah akibat ulah para petinggi negara yang terlihat seolah tak memihak kepentingan rakyat.

"Itu karena sejak ada banyak banget masalah beruntun yang terjadi, sejak masalah Papua, capim KPK, KUHP, dan sejak itu sudah sedih banget, marah, tapi belum tahu bisa berbuat apa, jadi sekarang marahnya sudah memuncak gitu, jadi lihat orang-orang juga banyak yang ingin mendukung, sehingga saya melihat harus ada kanalnya yang mewadahi gerakan itu," tuturnya.

Baca juga: Galang Dana untuk Demo Mahasiswa, Musisi Ananda Badudu Dijemput Polisi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau