Pada masa penolakan itu, Marshanda sering absen pergi ke dokter jiwa.
Padahal, ketika sudah mendapat diagnosis, ia harus rutin kontrol ke dokter sebulan sekali atau dua minggu sekali dan rutin mengkonsumsi obat agar kondisinya stabil.
Marshanda tak menyangka didiagnosis bipolar karena selama ini ia merasa baik-baik saja.
Sampai akhirnya Marhanda bisa menerima kenyataan itu. Ia rajin kontrol ke psikiater sehingga gangguan bipolar yang dialaminya bisa terus stabil.
Baca juga: Hari Kesehatan Jiwa Sedunia, Marshanda Bikin Vlog Superwoman yang Sakit Mental
Melawan stigma
Dalam kanal YouTube pribadinya, MARSHED, Marshanda menceritakan pengalaman pribadinya melawan stigma masyarakat untuk sembuh dari penyakit mental.
Ia mengatakan, stigma buruk masyarakat terhadap orang dengan gangguan mental seperti dirinya membuat kondisinya lebih buruk.
Menurut dia, sebagian masyarakat Indonesia menilai negatif orang yang datang ke klinik terapis jiwa.
Padahal, kata Marshanda, di negara maju seperti di Eropa dan Amerika Serikat, seseorang pergi mendatangi terapis jiwa adalah hal yang wajar.
Baca juga: Marshanda: 4 Tahun Aku Enggak Terima Kenyataan Punya Penyakit Mental
"Kalau di sini tuh masih banyak stigma. Masih banyak yang anggap, 'Ih lo kenapa, lo bermasalah ya, ih lo sakit, gila, atau apa'. Padahal itu sesuatu yang semua manusia tuh butuh," ujarnya dalam video tersebut.
Ia berharap melalui pengalamannya masyarakat Indonesia lebih paham pentingnya dukungan moril untuk orang-orang yang mengalami gangguan mental.
Marshanda berharap, dengan demikian para penderita gangguan mental akan lebih cepat pulih dan tak terjerumus ke dalam kondisi yang lebih buruk.
Baca juga: Marshanda: di Eropa Pergi ke Terapis Itu Wajar, di Indonesia Masih Stigma
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.