Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ekraf Dilebur dengan Pariwisata, Sejumlah Pesohor Keberatan

Kompas.com - 24/10/2019, 11:32 WIB
Andika Aditia,
Andi Muttya Keteng Pangerang

Tim Redaksi

Komika sekaligus sutradara Ernest Prakasa mengungkapkan pandangannya tentang ditunjuknya Wishnutama sebagai Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.

Menurut Ernest, pariwisata dan ekonomi kreatif adalah sektor besar yang sangat potensial.

"Iya, ekonomi kreatif itu, kan, besar ya maksudnya potensial buat masa depan bangsa," kata Ernest saat dihubungi Kompas.com, Rabu (23/10/2019).

Ernest tidak setuju Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) dibubarkan dan dilebur dengan Kementerian Pariwisata.

Baca juga: Ernest Prakasa: Walaupun Wishnutama Orang Ekonomi Kreatif, tetapi...

Menurut dia, Bekraf tak semestinya dilebur dengan sektor pariwisata.

"Ya walaupun ada kekurangan, tetapi, kan, sebagian program Bekraf tuh sudah terlaksana dengan baik. Kalau digabung lagi di bawah (Kementerian) Pariwisata ya gimana ya," ujar Ernest.

Ia tak setuju dengan hal tersebut meskipun Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dijabat Wishnutama.

"Maksudnya walaupun dipegang sama Pak Wishnutama orang ekonomi kreatif, kalau handle dua (sektor) itu ya pusinglah," tutur Ernest.

Baca juga: 5 Kritikan Ernest Prakasa soal Kabinet Baru Jokowi

3. Anang Hermansyah

Musisi dan politikus Anang Hermansyah mengkritisi penggabungan kembali sektor ekonomi kreatif dengan Kementerian Pariwisata.

Padahal, menurut Anang, undang-undang yang mengatur ekonomi kreatif baru saja lahir.

"Belum sebulan kita punya UU Ekraf, sekarang justru digabung dengan pariwisata, UU Ekraf tak lagi bermakna," kata Anang dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Jakarta, Rabu (23/10/2019).

Sebab, Anang menilai, adanya UU Ekraf tujuannya untuk menjadi tonggak penting kebangkitan sektor ekonomi kreatif di Indonesia.

Baca juga: Protes Ekonomi Kreatif dan Pariwisata Digabung, Anang: UU Ekraf Tak Lagi Bermakna

Sementara baik ekonomi kreatif maupun pariwisata tidaklah beririsan secara langsung sehingga ketika dua sektor itu disatukan, menurut Anang, alih-alih terjadi peningkatan, malah bisa menjadikan penggarapan dua sektor tersebut tidak fokus.

Mantan anggota Komisi X DPR periode 2014-2019 itu juga mempertanyakan peleburan kembali sektor ekonomi kreatif dan pariwisata dalam satu kementerian. Ia merasa hal itu sebagai sebuah kejanggalan.

"Saya terus terang kaget dengan rencana penggabungan dua sektor ini. Ada anomali (penyimpangan) yang terjadi dari rencana ini," ujar Anang.

Baca juga: Anang Anggap Penggabungan Ekonomi Kreatif dan Pariwisata sebagai Penyimpangan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau