KOMPAS.com - Press junket film Terminator: Dark Fate digelar di Seoul, Korea Selatan, selama 20-22 Oktober 2019.
Sejumlah pemain seperti Arnold Schwarzenegger, Linda Hamilton, Meckenzie Davis, Natalia Reyes, Gabriel Luna, dan sutradara Tim Miller ikut hadir.
Dalam film garapan rumah produksi 20th Century Fox bekerja sama dengan Disney ini, mereka melakukan rangkaian jumpa pers dengan media Asia dan Pasifik serta menjalani fan meeting.
Bagaimana cerita para pemain tentang Terminator: Dark Fate yang akan tayang pada 30 Oktober 2019 ini? Simak rangkumannya.
Baca juga: Berusia 72 Tahun, Arnold Schwarzenegger Menolak Tua Beraksi di Terminator: Dark Fate
1. Pengaruhi karier
Arnold Schwarzenegger mengatakan Terminator menjadi film yang melambungkan namanya.
"Menjadi bagian dari waralaba ini sangat berpengaruh penting untuk karierku," ujar Schwarzenegger.
Ia mengucapkan terima kasih kepada sutradara James Cameron yang dulu mengajaknya bermain film ini.
Nama Schwarzenegger sendiri sudah lekat sebagai robot Terminator. Hingga setiap ada sekuel Terminator, ia pun masih terlibat sebagai robot pelindung.
Salah satunya adalah film Terminator: Dark Fate mengambil latar setelah film Terminator 2: Judgement Day yang rilis 1991.
"Aku sangat senang ketika James Cameron mengajakku bermain di film Terminator pada 1984, dan Terminator 1991. Itu sangat membantu karierku. Lewat film ini karierku menanjak," kata Arnold Schwarzenegger.
Baca juga: Arnold Schwarzenegger Sebut Terminator: Dark Fate Sebagai Ajang Reuni
2. Kembali bertemu
Linda Hamilton mengaku sangat bahagia dan senang bisa satu film lagi dengan Arnold Schwarzenegger.
"Ini adalah momen yang sangat menyenangkan bisa melihat Arnold lagi. Tidak ada masa paling bahagia selain merasakan syuting kembali dengan Arnold," ujar Hamilton yang disambut senyum oleh Schwarzenegger.
Baca juga: Totalitas Linda Hamilton di Film Terminator: Dark Fate
Hamilton mengaku komunikasinya terputus semenjak Schwarzenegger menjadi Gubernur California.
Namun, Hamilton dan Schwarzenegger tetap berteman baik. Saat berjumpa kembali dalam satu produksi film, Hamilton merasa seperti bernostalgia.