JAKARTA, KOMPAS.com - Tashoora, grup band asal Yogyakarta baru saja merilis album perdana mereka Hamba Jaring Cahaya, Hamba Bela Gelapnya di bawah naungan Juni Records.
Pada album ini, Tashoora muncul dengan tiga personelnya Gusti Arirang (vokal, gitar), Danang Joedodarmo (vokal, bass), dan Dita Permata (vokal, kibor, akordeon).
Tashoora bisa dibilang band yang berani karena lirik-lirik lagunya berisi kritik atas isu-isu sosial di masyarakat.
Band yang diambil dari nama jalan di Yogyakarta ini pun tak ambil pusing soal genre musik mereka.
Tak ada genre tetap
Dasarnya, tak ada konsep khusus yang dilakoni Tashoora. Namun yang pasti, mereka memperlakukan vokal sebagai instrumen.
Baca juga: Tashoora Rilis Album Pertama Hamba Jaring Cahaya, Hamba Bela Gelapnya
“Satu, kita memperlakukan vokal sebagai instrumen. Terus yang kedua, kita bermusik, bermusik aja sih. Enggak pernah disusun ‘oke kita mau bikin yang kayak gini, kayak gitu’,” kata Gusti.
Oleh karena itu, Tashoora juga tidak menentukan satu genre tetap seperti grup band pada umumnya.
“Belum sih, belum kepikiran (menentukan satu genre), tidak pernah,” ucap Danang, sang vokalis dan gitaris.
“Mungkin main dangdut di album selanjutnya?” timpalnya.
Baca juga: Album Baru Tashoora: Pengingat untuk Tetap Jadi Manusia
Geram melihat masalah sosial
Lirik lagu Tashoora memang dikenal dengan kritikan sarat makna dan mengangkat isu sosial. Tak tahan dengan rentetan peristiwa yang dirasa tak adil, membuat Tashoora speak up lewat lagu.
“Enek! Enek paling bener sih. Terus kayak, nih enggak ada yang mau ikutan ngomongin lagi nih (isu sosial)?” kata Danang.
Walau sudah ada lembaga yang mengangkat isu tersebut, Tashoora ingin menjadi salah satu corongnya.
“Sudah ada beberapa lembaga, musisi, budayawan mungkin, yang sudah concern sama itu,
tetapi kayaknya butuh corong lagi, nih. Kok masih kerasa enggak enak, ya? Di kanan-kiri kita masih ada,” jelas Danang lagi.