Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bambang Asrini Widjanarko
Kurator seni

Kurator seni, esais isu-isu sosial budaya, aktivis, dan seorang guru. Kontak: asriniwidjanarko@gmail.com

Tiga Kunci Pemulihan Ekonomi Pelaku Seni Rupa

Kompas.com - 15/06/2021, 17:26 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Tapi, juga melakukan eksperimen langsung secara offline, seperti yang dilakukan oleh Art Jakarta melalui perencanaan Art Jakarta Garden 2021.

“Acara Art Jakarta Garden adalah sebuah perhelatan seni terbatas di ruang terbuka dengan menampilkan karya patung dan jumlah tertentu partisipan galeri. Menurut saya dengan sistem open air seperti ini, keselamatan pengunjung bisa lebih diutamakan dan ini semestinya pemerintah bisa memberi dukungan,” ujar Tom.

Pada perspektif lain, menurut Astari Rasjid, narasumber lainnya, Perupa dan Duta Besar RI untuk Bulgaria, Albania dan Makedonia Utara (Periode 2016-2020) mengatakan bahwa seniman sebagai pelaku ekonomi adalah duta informal kultur penting buat Indonesia di mancanegara.

“Potensi seni di mancanegara sangat tergantung bagaimana seniman membangun pencitraan kuat dan komunikasi yang efektif. Kita harus meninggalkan karakter pergaulan lokal, dalam artian mampu menciptakan kemasan yang profesional secara global,” ungkapnya.

Astari menekankan bahwa kita wajib bangga dengan nafas kesenian yang memuat kultur lokal, tapi manifestasi pemasarannya semestinya bercita rasa mengglobal.

Tatkala Astari menjabat sebagai Duta Besar RI untuk Bulgaria, Albania, dan Makedonia Utara, selama periode jabatannya terdapat beberapa capaian prestasi semacam memamerkan maestro seniman Indonesia di Galeri Nasional Bulgaria, kemudian menginisiasi Festival Asia yang diwakili oleh hampir seluruh partisipan benua Asia.

Narasumber terakhir, dari Maya Rizano, Strategic Communications and Brand Head, UOB Indonesia juga setuju jika misi utama perhelatan UOB Painting of the Year tahun 2021 adalah menciptakan panggung lokal yang bertransformasi ke global.

Proses pertukaran ide-ide besar, visi kultural lewat karya seni rupa para seniman Indonesia dipentaskan secara lokal pun regional.

UOB Indonesia, sebagai institusi privat, secara objektif adalah contoh kongkret dari upaya mandiri korporat besar mendukung komunitas seni rupa Indonesia dengan sebuah sayembara. Hal tersebut setiap tahun digelar dan memberi kesempatan talenta-talenta terbaik seniman Indonesia.

Penguatan pencitraan personal seniman penting dalam jangka panjang memang akan memberikan kontribusi pada sektor ekonomi yang melekat pada karya-karyanya dengan sayembara itu.

Dari sana, kekuatan kemandirian pemulihan ekonomi seperti yang dilakukan UOB Indonesia dengan komitmennya atas ajang sayembara seni sebagai salah satu pilar dalam infrastruktur seni kita, patut diapresiasi.

Sementara, seperti kita tahu bahwa masih minim tersedianya infrastruktur pun suprastruktur di seni rupa Indonesia, dibincangkan pula dalam sesi webinat tersebut; taruhlah sebagai misal: terbatasnya jumlah museum, galeri nasional, kantung-kantung komunitas, sumber daya manusia, seperti: akademisi seni, penulis dan kurator dll.

UOB Indonesia cukup bisa ditauladani bagi korporat privat yang lain, yang mungkin di masa depan ikut memberi sumbangsih membangun ekosistem seni rupa yang baik dan sehat.

Mengingat bahwa karya seni, seniman dan ekosistem didalamnya tak hanya menyoal ekonomi, tapi lebih upaya semacam kemampuan manusia menemukan diri dan lingkungannya, yakni lewat pendidikan seumur hidup melalui transmisi ilmu pengetahuan dan estetika didalamnya; selain ada juga energi spiritual di dalamnya.

Karya seni dan seniman juga sebagai gambaran tentang sejauh mana sebuah masyarakat multukultural memberi jejak dan merayakannya, serta tentu saja: identitas tentang keindonesiaan kita dalam kancah global.

Kembali pada kompetisi seni, sayangnya sejumlah korporasi raksasa milik negara, yang sempat beberapa waktu lalu menyelenggarakan sayembara sejenis, tak mampu konsisten bertahan. Beberapa Institusi berbentuk BUMN itu, dalam hitungan tahun, tak sampai sebelah jari tangan penyelenggaraan sayembara terpaksa terhenti dengan berbagai sebab. (Bambang Asrini Widjanarko)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau