Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Indonesian Insight Kompas
Kelindan arsip, data, analisis, dan peristiwa

Arsip Kompas berkelindan dengan olah data, analisis, dan atau peristiwa kenyataan hari ini membangun sebuah cerita. Masa lalu dan masa kini tak pernah benar-benar terputus. Ikhtiar Kompas.com menyongsong masa depan berbekal catatan hingga hari ini, termasuk dari kekayaan Arsip Kompas.

Frasa Belahan Jiwa atau Soul Mate ternyata Tak Melulu Seromantis Pemakaian Sekarang

Kompas.com - 31/07/2021, 16:57 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Aduh, jadi terlalu serius. Poin yang ingin digariskan Christensen berbasis intepretasinya atas pemikiran Plato adalah, kesepian seseorang tidak cukup diatasi dengan perburuan belahan jiwa dalam konteks naïf alias asal soul mate.

“Hentikan perburuan belahan jiwa, beralihlah mencari relasi yang dewasa,” kata Christensen dalam salah satu kuliah umumnya pada 2014.

Relasi yang dewasa, tegas dia sekali lagi, adalah ketika landasan relasi tersebut benar-benar adalah kemandirian dari setiap orang yang terlibat.

Jadi, kalau mau mengutarakan isi hati ke seseorang menggunakan frasa belahan jiwa atau soul mate semoga benar-benar lebih paham sekarang.

Sebelum jadi terlalu serius, ide tulisan soal asal-usul frasa belahan jiwa atau soul mate ini sama sekali tidak datang dari keterpesonaan literatur atau akademik.

Sebenarnya, ini gara-gara salah satu episode dari serial lawas Bones, serial yang tayang dari 2005-2017. Meski lawas, Bones masih bisa ditonton lewat saluran-saluran streaming dan berlanggan.

 

Tepatnya, ide soal soul mate dan Plato ini datang dari dialog penutup episode 15 musim kelima (S5 E15) serial berlatar laboratorium antropologi forensik tersebut.

Demikianlah....

Jadi, siapa bilang dari lagu, novel, dan film kita tidak bisa mulai mempelajari sesuatu dari dan untuk dunia nyata atapun tentang literatur yang bahkan kita belum tentu tahu bahwa itu ada?

 

Naskah: KOMPAS.com/PALUPI ANNISA AULIANI

Semua artikel utuh harian Kompas yang disebutkan dalam artikel ini dapat diakses publik melalui layanan Kompas Data.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau