Piringan hitam dianggap mampu mengeluarkan hasil rekaman dengan kualitas terbaik.
Setelah era fonograf dan gramofon, perkembangan musik mengarah pada radio.
Musik bisa didengarkan lewat stasiun-stasiun radio yang memutarkannya.
Pada era 1900-an, radio sebenarnya sudah digunakan untuk siaran. Namun informasi yang dibagikan hanya berupa soal peperangan.
Setelah Perang Dunia I selesai, radio mulai memiliki peran yang lebih luas sebagai alat pemutar musik.
Radio dianggap sebagai teknologi mutakhir karena bisa dibawa ke mana-mana.
Alat pemutar musik kembali mengalami pergeseran ke era pita kaset.
Setelah kemunculan transistor radio, perusahaan asal Belanda yang bernama Philips menemukan pita kaset pada 1963.
Kehadiran pita kaset tak sepenuhnya mengganti peran radio dan piringan hitam.
Pita kaset hanya menjadi alternatif pilihan bagi orang-orang untuk mendengarkan musik.
Walkman merupakan perkembangan selanjutnya dari alat pemutar musik setelah era pita kaset.
Alat ini diluncurkan dan dipopulerkan oleh Sony, perusahaan teknologi asal Jepang.
Dengan Walkman, kaset bisa didengarkan di sebuah perangkat portabel.
Orang-orang pun bisa mendengarkan musik melalui headphone sehingga suaranya tak mengganggu orang lain.
Era pita kaset mulai berakhir setelah munculnya CD Player atau alat cakram.