Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Layaknya Berlian, Lisensi Spider-Man Pun Dibuat Rebutan

Kompas.com - 29/09/2023, 21:39 WIB
Akbar Akeyla Daniswara,
Tri Susanto Setiawan

Tim Redaksi

Stan lee kemudian diminta untuk menulis keseluruhan ceritanya, menggambarkan superhero remaja dengan segala kekonyolannya yang ia beri nama dengan Spider-Man.

Superhero itu kemudian memulai ceritanya dalam komik solo yang bertajuk The Amazing Spider-Man (1963) yang menceritakan apa yang diketahui oleh penggemarnya pada saat ini.

Lisensi Spider-Man

Setelah kesuksesannya dalam buku komik, Marvel mulai membawa karakter Spider-Man menuju layar lebar pada 1970-an hingga 1990-an. Sayangnya, perpindahan karakter menuju layar lebar itu tak setenar buku komiknya.

Pada akhir 1998, Marvel pun pasrah. Perusahaan itu mulai memutarkan uang dengan cara menjual berbagai lisensi superhero miliknya pada perusahaan besar lainnya dengan biaya tertentu.

Fox mendapatkan X-Men serta Fantastic Four, sedangkan Sony mendapatkan Spider-Man dengan 200-an lebih varian di dalamnya.

Akan tetapi, Sony hanya mendapatkan hak film dan merchandise, sedangkan Marvel masih memegang hak komiknya.

Baca juga: Main Basket Bareng Andrew Garfield, Andovi da Lopez: Seru Main sama Spider-Man

Kesepakatan itu menetapkan bahwasanya Sony akan tetap memegang hak atas Spider-Man selama mereka terus memproduksi film Spider-Man setidaknya setiap lima tahun.

Hal tersebutlah yang mereka lakukan hingga saat ini, dengan nama film Spider-Man 3 (2007), The Amazing Spider-Man (2012), The Amazing Spider-Man 2 (2014), Spider-Man: Into the Spider-Verse (2018), serta Spider-Man: Accross the Spider-Verse (2023).

Dari sinilah Sony masih mempunyai hak lisensi atas waralaba tersebut. Jika Sony melewatkan pembuatan film itu selama lima tahun, maka hak atas film akan kembali menuju Marvel.

Namun hingga saat ini, Sony tak pernah melewatkan tenggat waktu itu.

Masuknya Disney

Pada 2009 lalu, Perusahaan Walt Disney membeli Marvel Entertainment yang membuatnya memiliki lisensi atas komik-komiknya. Akan tetapi, Sony masih memiliki hak atas film dan merchandise itu.

Semua berubah pada 2011, di mana Sony mengalami kerugian finansial. Mereka kemudian menjual hak atas merchandise Spider-Man kepada Marvel (Disney), yang kini hanya membuat Sony memiliki lisensi atas film Spider-Man.

Sony dan Marvel

Sony kemudian ingin mengembangkan waralaba itu, yang pada tahun 2012 membuat reboot dari manusia laba-laba itu melalui The Amazing Spider-Man (2012) dan sekuelnya The Amazing Spider-Man 2 (2014).

Sayang seribu sayang, film itu gagal, mendapatkan rating buruk, dan menjadi malapetaka bagi Sony.

Untuk mendorong kembali popularitas superhero itu, Amy Pascal yang pada saat itu menjabat sebagai pimpinan Sony Pictures berhasil mencapai kesepakatan dengan Kevin Feige dari Marvel Studios untuk berbagi karakter Spider-Man dalam lima nama film.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau