"Kaget lah. Kalau sampai ada kejaksaan nangkap dia, berarti kasusnya sudah lama dong. Kalau polisi (yang bertindak) kan biasanya kasus baru. Aku juga sudah pernah berurusan dengan polisi, jadi kalau sudah berurusan dengan kejaksaan berarti kasus lama nih," kata Alona dalam wawancara per telepon dengan para wartawan di Jakarta, Jumat (6/9/2013) malam.
Alona tak habis pikir soal penangkapan itu. Akunya, beberapa waktu sebelumnya Vicky sempat berencana mengeluarkan unek-uneknya kepada Alona.
"Justru harusnya ini aku mau ketemu sama dia. Karena dia bilang mau curhat bagaimana cara mengatasi semua masalah dia dengan media," tutur Alona. "Dia sampai bingung, dia bilang, 'Aduh ini gimana ya, aku lagi stres. Aku harus hadapi wartawan-wartawan'. Aku bilang, 'Kamu harus hadapi masalah ini'," lanjutnya meniru perbincangan dengan Vicky.
Tak lama kemudia Alona kehilangan kontak dengan Vicky. Akibatnya Vicky pun batal mengeluarkan unek-uneknya kepada perempuan yang pernah terjerat kasus pemalsuan paspor tersebut.
"Aku sempat bilang oke. Habis itu, masih siang, masih BBM-an. Terus, habis itu, sudah enggak bales, sudah enggak dibaca juga (BBM-nya). Aku telepon juga enggak diangkat. Mau tanya, jadi enggak, ketemuan sama aku, curhat masalah itu, dan rencana mau presscon (press conference)," cerita Alona.
Alona tak pernah menduga bahwa Vicky yang selama lima tahun dikenalnya itu akan terbelit kasus pidana. "Yang aku kenal dia orangnya biasa-biasa saja, enggak pernah ada masalah. Dia orangnya happy. Kalau masalah surat tanah, aku kebetulan (berbisnis) bidang properti, tapi dia enggak pernah gimana-gimana, dia diam-diam saja. Enggak ada yang dia bilang, 'Eh beli tanah ini'. Dan, dia enggak pernah nawarin tanah," terang Alona.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.