Setelah kedua film tersebut, kata Rako, nanti bakal ada Gundala Putra Petir dan Garuda Superhero.
Film fiksi yang menggunakan teknologi computer-generated image atau juga dikenal sebagai CGI, saat ini menjadi cara jitu untuk mengembangkan perfilman di Tanah Air.
"Memang science fiction akan menjadi sesuatu yang baru. Kalau dibanding dengan Hollywood emang kita telat, tapi jangan dibanding dengan regional kayak Korea Selatan, Malaysia," tekan Rako.
Film fiksi juga disebut Rako bakal ditunjang dengan berkembangnya infrastruktur gedung-gedung bioskop di Indonesia.
"Beberapa investor bekerja sama dengan dengan Blitz, mereka akan akan bikin banyak bioskop," ujar Rako.