Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perjuangan Uskup Desmond Tutu Tutup Balinale 2014

Kompas.com - 20/10/2014, 15:58 WIB
Irfan Maullana

Penulis

KUTA, KOMPAS.com - Film dokumenter Children of The Light karya sutradara dari AS, Dawn Engle, yang mengangkat perjuangan Uskup Desmond Tutu membawa perdamaian di Afrika Selatan, menjadi film penutup ajang Bali International Film Festival (Balinale) atau 8th Annual Balinale yang diselenggarakan di Beachwalk Mall mulai 12-18 Oktober 2014.

Dalam pemutarannya di Cinema XXI Beachwalk Mall, Kuta, Bali, Sabtu (18/10/2014) malam, Children of the Light yang berdurasi 92 menit itu mengisahkan Tutu sebagai pria yang lahir pada 7 Oktober 1931 di Afrika Selatan.

Dalam perjalanan hidupnya, Tutu dikenal sebagai aktivis hak asasi manusia yang mendobrak politik apartheid. Sejalan dengan perjuangannya di Afrika Selatan, Tutu diangkat menjadi uskup berkulit hitam pertama dari Cape Town sekaligus uskup untuk Gereja Anglican di Afrika.

Selain berjuang untuk mendobrak politik apartheid, Tutu juga mengupayakan pembebasan pejuang lainnya, Nelson Mandela yang akhirnya terpilih sebagai presiden Afrika Selatan. Tak sekadar itu, Tutu juga dikenal gencar melawan penyebaran HIV/AIDS, tuberkolosis, kekerasan, pelecehan seksual, homofobia dan transfobia.

Berkat perjuangannya, Tutu akhirnya mendapat penghargaan Nobel untuk perdamaian pada 1984, penghargaan Albert Schweitzer untuk Humanitarianism pada 1986, Terris Award di 1987, Sydney Peace Prize 1999, Gandhi Peace Prize 2007, dan Presidential Medal of Freedom 2009.

Untuk mengemas perjuangan Tutu di Afrika Selatan, Engle menyuguhkan potongan dokumentasi pidato Tutu, percakapan, bentrokan antar suku, dan foto-foto. Film dokumenter Children of the Light sengaja dipilih untuk menutup Balinale 2014.

"Di awal film kita bisa melihat Desmond Tutu mengatakan dia sangat mencintai Bali dan ingin ke sini. Lebih dari itu kita mengenal jasanya membawa perdamaian di Afrika Selatan," kata co-founder Balinale, Deborah Gabinetti saat berbincang usai pemutaran film.

"Perlu diingat Balinale 2014 mengangkat tema Focus on Women, dan sutradara film ini adalah perempuan yang hebat," lanjutnya.

Di luar itu, lima puluh sembilan film menjadi peserta festival Balinale 2014. Selama tujuh hari digelar, selain menjadi tontonan untuk umum, tujuh film Indonesia bersaing untuk meraih penghargaan.

Tujuh film Indonesia yang bersaing dalam berbagai kategori itu adalah Bajaj Bajuri The Movie, 12 Menit untuk Selamanya, Again, Perjalanan, Maryam, dan Urbanis Apartementus.

Sederat film ternama siap menjadi saingan ketujuh film Indonesia itu, termasuk La Grande Belleza dari Italia, yang meraih piala Oscar untuk Film Berbahasa Asing Terbaik, dan A Girl at My Door dari Korea Selatan, yang masuk nominasi UN Certain Regard Award 2014.

Nantinya akan ada lima penghargaan dalam Balinale 2014, yakni Best Short Film, Best Feature Film, Best Documentary Film, Best Overall Film, dan Special Recognition or Appreciation. Para pemenang ditentukan oleh para penonton festival tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau