Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bayu Galih

Jurnalis; Pemerhati media baru; Penikmat sinema

"The Revenant", Nominasi Oscar, dan Kisah Leonardo DiCaprio Sang Penyintas

Kompas.com - 27/02/2016, 07:07 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorBayu Galih

Bagi Leonardo DiCaprio, The Revenant (2015) bisa jadi bukan cuma film yang dibintangi, namun juga suratan takdir yang dijalani.

Karakter Hugh Glass, seorang pemburu kulit binatang di era ketika bangsa Indian masih menguasai Amerika Utara, begitu melekat dengan Leo saat ini. Keduanya sama-sama penyintas.

Seperti Hugh Glass yang berusaha bertahan hidup setelah diserang beruang, Leo juga bertahan membintangi film berkualitas.

Leo bertahan dalam meningkatkan kualitas aktingnya, yang dianggap banyak kritikus sudah berada di puncak saat membintangi The Wolf of Wall Street (2013).

Dalam film besutan Martin Scorcese itu, Leo memang gemilang. Akan tetapi, dalam beberapa scene, aktor kelahiran 11 November 1974 itu terlihat begitu tipikal dengan peran sebelumnya.

Karakter pialang Jordan Belfort yang diperankan, menghadirkan kesan yang sama saat Leo berperan sebagai Jay Gatsby di Great Gatsby (2013), Calvin Candie dalam Django Unchained (2012), bahkan bos FBI, J Edgar Hoover, dalam J Edgar (2011).

Meski begitu, tetap sebuah kejutan ketika dikalahkan oleh Eddie Redmayne dalam Academy Awards tahun lalu, Leonardo DiCaprio sontak dijadikan lelucon.

Berbagai meme muncul untuk mengolok kegagalan ketiga Leo dalam upaya meraih "Best Actor" di ajang yang dikenal dengan sebutan Oscar. Padahal, Eddie Redmayne memang berakting jenius sebagai Stephen Hawking muda dalam Theory of Everything (2014).

"Olok-olok" publik terhadap Leonardo seperti serangan beruang yang menghantam Hugh Glass. Namun, hal itu tidak lantas membuatnya terkapar.   

Upaya untuk sintas

Adalah Alejandro Gonzalez Iñárritu yang menjadi alasan Leonardo DiCaprio menjadikan The Revenant sebagai upayanya untuk sintas.

Saat sutradara asal Meksiko itu menawarkannya jadi bintang utama, Leo memang tidak langsung menerima. Naskah itu sempat dipertimbangkannya beberapa lama.

Keahlian Iñárritu yang menampilkan sinematografi bak puisi, serta komitmen Inarittu yang tinggi terhadap sebuah karya yang dipegang, menjadi alasan Leo menerima pinangan itu.  

"Saya baca lagi, kembali bertemu dia, dan memutuskan terlibat dalam hal yang saya anggap seperti salah satu fase dalam hidup saya ketimbang sebuah film," tutur Leonardo Dicaprio, dalam sebuah wawancara khusus dengan Wired.

"Karena film itu sangat epic dalam semua kata yang mampu diucapkan," ucapnya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau