Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Yoyo PADI: Bukan Andalan, Lagu Sobat Bersejarah bagi Kami

Kompas.com - 13/08/2017, 14:51 WIB
Tri Susanto Setiawan

Penulis

BEKASI, KOMPAS.com - Penabuh drum Surendro Prasetyo, yang akrab disapa Yoyo, mengisahkan perjuangannya bersama rekan-rekannya di band PADI saat mencoba peruntungan di industri musik Tanah Air.

Yoyo mengatakan lagu "Sobat" merupakan tembang bersejarah yang akhirnya mengangkat nama PADI di belantika musik Indonesia.

Lagu itu masuk dalam album kompilasi bertajuk Indie Ten dengan label musik BMG Music Indonesia.

"Karena kami sama-sama mulai dari nol. Kami bikin demo 1996 dan 1997 baru dapat kabar. Itu pun cuma rekaman untuk satu lagu. Lagu 'Sobat], di Indie Ten sama 10 band kompilasi," ujar Yoyo di sebuah tempat di Bekasi, Jawa Barat, baru-baru ini.

Saat itu "Sobat" bukanlah jagoan dalam album itu. Menurut Yoyo, tidak ada keistimewaan yang didapat lagu "Sobat". Klip videonya pun, kata Yoyo, tidak ada.

"Tapi justru lagu kami yang hits sampai sekarang. Rasanya melebihi apa pun. Melebihi dari roylati sendiri. Enggak ada harganya. Kami merasa musik kami diterima banyak orang," kata dia.

Bersama Satriyo Yudi Wahono alias Piyu (gitar), Ari Tri Sosianto (gitar), Rindra Risyanto Noor (bas), dan Andi Fadly Arifuddin (vokal), Yoyo mengatakan akhirnya PADI menelurkan album perdananya Lain Dunia (1999). Album itu termasuk dengan lagu "Sobat".

"Sampai akhirnya dengan modal satu lagu Sobat, kami mulai terima job. Sampai akhirnya 1999 keluarkan album," ujar dia.

Modal cekak dan nekat

Perjalanan bermusik lima sahabat itu pun tidak semulus yang dikira orang banyak. Bukan hanya bermodal rekaman, membuat album, lalu sukses meniti karier.

Untuk merekam lagu "Sobat " di Jakarta, Yoyo mengatakan bahwa mereka hanya modal nekat dan dana cekak.

Yoyo bercerita, mereka ke Jakarta hanya bermodalkan uang Rp 50.000 sampai Rp 100.000. Mereka ke Jakarta menggunakan transportasi kereta api.

[Baca juga: Fadly PADI Berbagi Ilmu Aquaponik kepada Siswa SMA ]

"Pas berangkat aja kami patungan buat beli tiket. Maklum mahasiswa kan. Orangtua masih ada, cuma kami enggak mau merepotkan," kata Yoyo.

Sesampai di Jakarta, Yoyo dan keempat temannya menumpang tidur di mes Sulawesi Selatan yang direkomendasikan ayah Fadli. Mereka membayar Rp 10.000 per hari.

"Di Menteng loh, Rp 10.000. Di situ kami dapat sarapan pagi, teh, sama roti yang rasa gitu. Kalau telat bangun kehabisan. Jadi bangunnya cepat-cepat," kata Yoyo lalu tertawa.

[Baca juga: Yoyo PADI Terserang Demam Fotografi ]

Yoyo menuturkan, lagu "Sobat" telah mengubah jalan hidup PADI. Berbagai tawaran manggung akhirnya berdatangan.

"Dari situ kami dapat job, senang banget. Dari merasakan honor Rp 200.00, Rp 500.000, Rp 1 juta, Rp 2 juta, Rp 5 juta, itu senang banget," kata dia.

"Kami merasa musik kami diterima banyak orang. Saat itu semakin yakin, apa yang kami bikin selama sama-sama pasti jadinya oke," sambung dia.

Kini Yoyo kembali berkumpul kembali dengan rekan segrupnya di PADI, yakni Fadli (vokal), Piyu (gitar), Ari (gitar), dan Rindra (bas). Mereka tampak mengerjakan sesuatu yang masih dirahasiakan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau