JAKARTA, KOMPAS.com - Musisi Yockie Suryo Prayogo (63) berbicara tentang perkembangan musik Tanah Air khususnya secara digital saat ini.
Menurut Yockie, kini banyak para pelaku musik, ataupun masyarakat Indonesia yang begitu cakap bermusik, sayangnya, mereka lebih senang menduplikasi karya orang lain dengan membuat versi cover.
Padahal, kata Yockie, musik itu adalah gerakan berbudaya yang mesti ditonjolkan. Contohnya adalah apa yang dilakukan oleh Korea dengan musik K-Pop sebagai produk yang dijualnya, begitupun di negara-negara lain.
Hal itu diungkapkan oleh Yockie ketika berbicara dalam keterangan pers tentang konser Yockie Suryo Prayogo in Rock Menjilat Matahari di Menara Bank Mega, Jalan Kapten Tendean, Jakarta Selatan, Selasa (3/10/2017).
"Saya melihat perkembangan anak-anak muda sangat pesat dengan teknologi. Kalau jadi cover version dan duplikasi dari band-band yang sudah ada, tidak akan jadi apa-apa, katanya.
"Kamu harus menjadi diri sendiri, tidak bisa berkilah musik itu universial. Yang universal tools-nya, tapi konten tidak universal," sambung dia.
[Baca juga: Untuk Musik Rock, Yockie Suryo Prayogo Gelar Menjilat Matahari]
Karena itu, Yockie menyerukan agar pelaku musik mencurahkan ide yang benar-benar berkualitas. Tidak sekadar ikut-ikutan. "Saya tekankan musik itu adalah gerakan budaya," ucap dia.
"Bermain musik bukan sekadar ngeband, tapi cari satu celah bagian dari gerakan budaya," tambah dia.
[Baca juga: Dulu Nyanyi Depan Cermin, Kini Ariyo Wahab Jumpa Yockie Suryo Prayogo]
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.