JAKARTA, KOMPAS.com--Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menerima kunjungan kerja Aliansi Ulama Madura (AUMA), Jawa Timur. Dalam kunjungan tersebut Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Muhadjir Effendy, pada kesempatan ini diwakili oleh Inspektur Jenderal (Irjen), Daryanto, menerima AUMA yang wakili oleh Sekretaris Ketua Umum, KH. Fadholi Moh. Ruham, serta 11 orang Ulama, membahas dua agenda yakni pengawasan penerbitan buku pelajaran sekolah, dan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK).
Turut hadir dalam acara tersebut Staf Ahli Mendikbud Bidang Pembangunan Karakter, Arie Budhiman, Staf Khusus Mendikbud Bidang Komunikasi Publik, Nasrullah, dan Sekretaris Ditjen Kebudayaan, Sri Hartini. Selain itu juga turut hadir organisasi keagaman dari Madura, Jawa Timur, antara lain NU dan MUI Madura, Pemuda Ansor Madura, FPI Madura, JDB Batu Ampar Madura, AUTADA Madura, dan BASSRA Madura.
“Alhamdulillah senang dengan kehadiran para Ulama dari Madura. Bapak Menteri menyampaikan salam hormat atas kehadiran Aliansi Ulama Madura,” demikian salam disampaikan Daryanto, dalam pertemuan tersebut, Selasa (09/01/2018).
Mengawali diskusi, AUMA menyampaikan apresiasi atas beberapa kebijakan yang dikeluarkan oleh Kemendikbud. Pembahasan pertama dalam diskusi, AUMA menyampaikan pentingnya pengawasan dan monitoring buku bacaan dan mata pelajaran sekolah, berkerjasama dengan organisasi masyarakat, seperti MUI, dan sebagainya. Hal tersebut dimaksudkan agar ada kontrol terhadap buku-buku yang akan dikeluarkan dan menjadi konsumsi peserta didik.
Selanjutnya terkait dengan Penguatan Pendidikan Karakter, AUMA memberikan masukkan perlu adanya penambahan jam belajar terhadap pelajaran agama di sekolah, baik pembelajaran di dalam kelas, maupun di luar kelas. Hal tersebut dilakukan untuk memperkuat nilai-nilai agama anak sejak di bangku sekolah, sehingga menjadi penerus bangsa yang berkarakter.
Terkait dengan masukkan yang disampaikan oleh AUMA, Daryanto menyampaikan apresiasi dan ucapan terima kasih atas dukungan dan peran dalam memajukan pendidikan di Indonesia. “Pengawasan dan monitoring buku bacaan dan mata pelajaran sekolah akan terus dilakukan, dan terkait dengan kerjasama dengan organisasi masyarakat tersebut sangat baik dan menjadi masukkan kami,” tutur Daryanto.
Pada kesempatan ini, Arie Budhiman, menjelaskan tentang Penguatan Pendidikan Karakter (PPK). Penerapan PPK tersebut, kata Arie, pemerintan telah mengeluarkan Peraturan Presiden (Perpres) nomor 87 tahun 2017, tentang Penguatan Pendidikan Karakter. “Penerapan PPK di sekolah untuk menanamkan nilai-nilai agama kepada siswa, sekolah bisa bekerjasama dengan lembaga-lembaga keagamaan yang tentu saja mumpuni dengan jam pelajaran yang disesuaikan,” jelas Arie.
Menutup pertemuan tersebut, Daryanto, menyampaikan perlunya peran masyarakat untuk bersama-sama pemerintah mengawal untuk memajukan pendidikan di Indonesia. “Mari bersama-sama kita mengawal pelaksanaan pendidikan di daerah kita masing-masing. Kami terima masukkan untuk bersama-sama memajukan pendidikan untuk masa depan Indonesia,” pesan Daryanto.