Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Para Pencinta Alam Pun Menikmati Nobar Film Arctic

Kompas.com - 04/04/2019, 17:54 WIB
Ati Kamil

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com -- Rabu (3/4/2019) sore, Kompas.com bersama Pratama Film mengadakan acara menonton bareng (nobar) film Arctic di Cinemaxx Lippo Plaza Mampang, Jakarta Selatan.

Para penonton acara nobar tersebut, yang diundang oleh Kompas.com, pas dengan film yang disutradarai oleh Joe Penna dan dirilis pada 2018 itu.

Film fiksi dengan sedikit pemain dan sedikit berbicara tersebut bergenre petualangan-drama dan hampir semua dari 30 penontonnya datang dari kalangan pencinta alam, yaitu Mapala UI (Mahasiswa Pecinta Alam Universitas Indonesia), Ikatan Alumni Sabhawana (alumni pecinta alam SMA Negeri 3 Jakarta), serta Wanadri angkatan Topan Rimba.

Arctic, yang cerita dan skenarionya ditulis oleh Joe Penna dan Ryan Morrison, berkisah tentang perjuangan Overgard dari Islandia, pilot Ayers, pesawat kargo Kutub Utara, untuk bertahan hidup setelah pesawatnya jatuh di sebuah tempat di bagian daratan dari Arktik, Kutub Utara.

Perjuangan Overgard, yang diperani oleh Mads Mikkelsen, bertambah berat sesudah ia memutuskan untuk meninggalkan bangkai pesawatnya, yang sudah dibenahinya menjadi "zona nyaman"-nya, untuk mencari pertolongan nun jauh di sana.

Keputusan tersebut diambil oleh Overgard setelah sebuah helikopter yang kebetulan lewat dan berusaha menyelamatkannya malah juga terjatuh karena badai salju.

Sebagian peserta acara menonton bareng film Arctic berfoto bersama di Cinemaxx Lippo Plaza Mampang, Jakarta Selatan, Rabu (3/4/2019).Dok KOMPAS.com Sebagian peserta acara menonton bareng film Arctic berfoto bersama di Cinemaxx Lippo Plaza Mampang, Jakarta Selatan, Rabu (3/4/2019).

Pilot helikopter itu tewas. Rekan si pilot--seorang perempuan Thailand yang menderita luka parah (dimainkan oleh Maria Thelma Smaradottir)--dikeluarkan oleh Overgard dari helikopter.

Perempuan tersebut dibawa ke pesawat oleh Overgard dan dirawat olehnya. Dengan perempuan tersebut lah kemudian Overgard meninggalkan "zona nyaman"-nya.

Perempuan itu dibawanya dengan dibaringkan di tandu di atas sledge (peluncur di salju). Tandu itu ditemukan oleh Overgard di helikopter.

Overgard berjalan sambil menarik tandu tersebut. Ia berbekal peta dan perlengkapan lain yang diambilnya dari pesawat dan helikopter.   

Baca juga: Arctic, Berharap Ditemukan Tim Penyelamat atau Bertahan Hidup Sendiri

Beberapa peserta nobar, ketika diminta berkomentar mengenai film Arctic, memberi tanggapan.

Adiseno
"Plotnya gaya Kafka, bagus banget. Sudah jatuh, tambah jatuh lagi, dan tambah lagi. Sampai akhir," kata Adiseno, anggota Mapala UI sekaligus anggota kehormatan Wanadri dan anggota Ikatan Alumni Sabhawana.  

"Bahaya paling besar di kawasan Arktik, suhu sangat rendah ditambah angin. Ini digambarkan sangat meyakinkan," lanjut Adi, yang bersama teman-teman pendakinya pernah nyaris menjadi korban salju longsor akibat Badai Hudhud di ketinggian 4.500-5.000 meter dari permukaan laut (mdpl), di Annapurna, Pegunungan Himalaya, pada Oktober 2014.

"Hanya saja, teknik dan apparel untuk survival di kawasan arktiknya ada 'bocor'-nya (tak sesuai)-nya, tapi itu kan penting untuk dramatisasi biar seru. Biar saja yang njelimet dengan teknis yang terganggu, film non dokumenter ini. Seru kok filmnya, tegang, dan ending-nya... ya nonton aja," kata pendaki gunung dan pemanjat tebing ini.

"Pakaian penerbang kan cocok dengan penerbangan, tapi kalau jalan di Arktik kan (pakaiannya) seperti korban (pilot yang helikopternya jatuh), pakai down jacket," imbuhnya mencontohkan hal teknis itu.

Halaman:

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com