Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menghormati Seniman Gamelan Wayan Beratha di Bentara Budaya Bali

Kompas.com - 21/06/2019, 17:17 WIB
Ati Kamil

Penulis

GIANYAR, KOMPAS.com -- Pada tahun ini, 2019, di Bentara Budaya Bali, akan digelar pertunjukan Komponis Kini 2019 #2: A Tribute to Wayan Beratha atau A New Music for Gamelan: A Tribute to Wayan Beratha.

A Tribute to Wayan Beratha merupakan penghargaan dan penghormatan mendalam bagi maestro gamelan I Wayan Beratha, yang karya-karyanya terbilang berumur panjang.

Pertunjukan pertama A Tribute to Wayan Beratha, pada Sabtu (22/6/2019) mulai pukul 19.00 WITA, akan menampilkan dua komposer muda, I Putu Adi Septa Suweca Putra dan Priya Kumara Janardhana.

Mereka akan menyajikan komposisi-komposisi terkini mereka dan karya-karya klasik dari para pendahulu mereka. Mereka akan tampil bersama sekaa gamelan masing-masing.

Itu akan menunjukkan bahwa Komposisi Kini bertujuan eksplorasi di samping konservasi.

Itu akan pula memperlihatkan kreativitas lintas batas mereka sekaligus pergaulan masing-masing dalam masyarakat pendukung kesenian gamelan yang boleh dikata memiliki langgam dan kecenderungan yang berbeda. 

Itu berkait dengan pengalaman I Putu Adi Septa Suweca Putra pernah tinggal di Solo dan Priya Kumara Janardhana di Yogyakarta.

I Wayan Beratha
I Wayan Beratha, yang lahir pada 14 Februari 1926 di Banjar Belaluan, Kota Denpasar, meninggal dunia pada 10 Mei 2014 di Kota Denpasar.

Beratha tumbuh di tengah keluarga seni musik Bali.

Kakeknya, I Ketut Keneng (1841-1926), merupakan seniman karawitan dan pagambuhan yang ternama pada zamannya.

Ayahnya, I Made Regong, membinanya sejak kecil dalam memainkan gamelan Bali.

Di luar keluarganya, Beratha juga menimba ilmu dari sejumlah tokoh seni Bali. Dari Ida Bagus Boda dari Kaliungu, ia belajar karawitan dan tari palegongan. Dari I Nyoman Kaler, ia mendalami tari klasik dan gong kebyar. Dari I Made Grebeg, ia belajar tari jauk.

Pada 1957 di Banjar Belaluan, Wayan Beratha mendirikan Sekaa Gong Sad Merta.

Ia juga mengajar tari dan tabuh di sejumlah sekaa gong di Bali.

Ia melahirkan sejumlah karya monumental, antara lain koreografi-koreografi Tari Yudha Pati, Tari Kupu-Kupu, dan Tari Tani.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau