JAKARTA, KOMPAS.com - Rapper Indonesia Samuel Alexander Pieter atau lebih dikenal dengan nama panggung Young Lex baru saja mengeluarkan singel barunya yang berjudul "Lah Bodo Amat".
Dalam singel kali ini, Young Lex berkolaborasi dengan musisi Sexy Goath & Italiani.
Video klip "Lah Bodo Amat" diunggah dalam akun YouTube pribadinya pada 26 Juli 2019 dengan judul "Young Lex - Lah Bodo Amat Ft. Sexy Goath & Italiani".
Baca juga: Young Lex: Mending Gonta-ganti Pacar daripada Gonta-ganti Istri
Hingga Rabu (7/8/2019), video tersebut telah ditonton lebih dari 4 juta kali dan menempati deretan video trending di YouTube Indonesia.
Meski demikian, video ini sempat menuai pro dan kontra karena menggunakan frasa "lah bodo amat, lah bacot amat" pada bagian refrain.
Kemudian, video klip tersebut juga menampilkan sejumlah anak dan remaja yang menyanyikan frasa "lah bodo amat, lah bacot amat".
Baca juga: Young Lex Beri Pelajaran Pemberi Komentar Negatif di Akun IG-nya
"Cukup mengejutkan ya. Begini, pertama saya mengapresiasi kreativitas dari anak-anak muda ini, tetapi alangkah baiknya kalau kreativitas ini juga diarahkan ke hal-hal yang positif. Hal positif itu dalam arti edukatif, mengedepankan juga kesantunan, dan mengarahkan kepada pembangunan karakter bangsa," ujar pria yang akrab disapa Kak Seto tersebut kepada Kompas.com, Rabu (7/8/2019).
Selain kreatif, lanjut dia, anak muda tetap harus disiplin dan menjaga sopan santun.
Baca juga: Kisah Cintanya dengan Young Lex Disebut Gimmick, Revina VT Angkat Bicara
Ia mengatakan, dalam membuat sebuah karya, sebaiknya musisi mempertimbangkan hal-hal yang layak dan tak layak bagi penonton anak.
Apalagi, lanjutnya, video tersebut mampu mengundang jutaan penonton.
"Ya itu tadi, kalau contoh-contohnya adalah misalnya pakaian yang asal-asalan, kemudian ada tato-tato, dan sebagainya memang dikhawatirkan anak-anak ini, kan, peniru-peniru yang terbaik. Ini justru akan meniru hal-hal yang negatif tadi," katanya.
Baca juga: Kisah Cintanya dengan Young Lex Disebut Gimmick, Revina VT Angkat Bicara
Tak hanya itu, Seto juga merekomendasikan pertemuan beberapa pihak terkait untuk membahas pengawasan yang lebih ketat terhadap media-media non-free to air semacam YouTube.
"Katakanlah ini kaitannya dengan Kemendikbud, mungkin juga Kementerian Kominfo, kemudian Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak. Jadi unsur pemerintah dan mungkin juga lembaga -lembaga atau komisi-komisi semacam KPAI, KPI, itu bersama-sama bertemu begitu," ujar Seto.
Hingga berita ini diturunkan atau pada pukul 20.50, Kompas.com masih mencoba menghubungi Young Lex dan tim manajemennya untuk mengonfirmasi terkait beragam reaksi yang timbul setelah peluncuran singel tersebut.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.