Kamila Andini: Paling Sulit Bikin Film Komersial

JAKARTA, KOMPAS.com — Sutradara Kamila Andiri mengatakan bahwa kesulitan utama yang ia alami selama menjadi sutradara adalah membuat film komersial atau yang sesuai pasar.

Hal ini ia akui usai diskusi film Memoria di Galeri Indonesia Kaya, Grand Indonesia, Jakarta Pusat, Jumat (16/12/2016).

"Kalau yang sulit itu saya tidak bisa buat film yang komunikatif dan komersial. Saya bikin film yang mungkin tidak banyak disukai penonton," ujarnya dalam wawancara, Jumat.

Pasalnya, ia biasanya membuat film yang berangkat dari isu-isu sosial. Contohnya tentang kekerasan terhadap perempuan atau mengenai kesetaraan. Tema itu umumnya berat diterima oleh penonton.

Kamila juga mengemasnya dengan alur yang lambat dan lebih banyak bermain pada ekspresi.

Jadilah film-film karya ibu satu anak ini tergolong film serius yang lebih bermain di ranah festival dibanding bioskop.

Film-film Kamila di antaranya The Mirror Never Lies, Following Diana, dan yang terbaru Memoria.

"Apa pun yang menyentuh saya secara perasaan, itu yang bikin saya buat film. Pendekatan saya realis," kata Kamila.

Namun, hal itu tak serta-merta membuatnya tak mau mencoba area komersial ke depannya.

"Sejauh ini belum (bikin film komersial), tetapi tidak menutup kemungkinan buat itu. Cuma, ide-ide saya kebetulan enggak ada yang komersial he-he-he," ujarnya lagi.