Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wiro Sableng dari Fantasi Sheila Timothy

Kompas.com - 28/04/2017, 18:11 WIB

KOMPAS.com - "Dengan keris sakti di tangan, Ranaweleng menerjang ke muka. Namun tetap sia-sia saja. Pada detik tubuhnya baru dalam setengah lompatan, tangan kanan Mahesa Birawa telah memukul ke depan!"

"Suci menjerit. Tubuh Ranaweleng mencelat mental dan jatuh di tanah tanpa nyawa. Sekujur kulit tubuhnya bahkan sampai-sampai kepada keris sakti yang saat itu masih tergenggam di tangannya menjadi hijau oleh racun ilmu pukulan Kelabang Hijau!"

Nukilan dari novel "Empat Berewok dari Goa Sanggreng" di atas hanya sebagian kecil dari melimpahnya pertarungan silat dengan jurus-jurus sakti mematikan yang diceritakan serial novel terkenal "Wiro Sableng" karya Bastian Tito.

Nukilan tersebut juga menggambarkan awal cerita kelahiran Wiro Sableng, si Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212 yang sudah berkali-kali diadaptasi jadi film layar lebar maupun sinetron selama rentang 1988 hingga medio 1990-an.

"'Empat Berewok dari Goa Sanggreng' itu paling saya suka," ujar Sheila Timothy, produser dari LifeLike Pictures yang tengah menyiapkan produksi film layar lebar Wiro Sableng 212.

Rencananya, proses pengambilan gambar akan dilakukan pada Agustus nanti, dan filmnya sendiri bakal dirilis di bioskop pada 2018.

Dalam adaptasi teranyar cerita silat (cersil) populer ini, tokoh Wiro Sableng akan diperankan aktor peraih satu Piala Citra Festival Film Indonesia (FFI), Vino Giovanni Bastian.

"Karakter yang diperankan Sherina Munaf, Marsha Timothy dan lain-lain akan di-reveal Agustus, sebelum shooting. Ada juga karakter baru dengan banyak bintang lain," kata Sheila, yang akrab dipanggil Lala, saat ditemui Ruang di kantor LifeLike Pictures di bilangan Kebon Sirih, Jakarta Pusat pada Jumat siang, 21 April lalu.

Bangunan kantor LifeLike Pictures memiliki dua lantai. Ruangan kerja Sheila ada di lantai dua. Di belakang meja kerjanya, tergantung poster Tabula Rasa --film produksi LifeLike Pictures yang meraih empat Piala Citra FFI 2014 (Sutradara Terbaik, Skenario Asli Terbaik, Pemeran Pendukung Pria Terbaik, dan Pemeran Utama Wanita Terbaik).

Sementara di hadapan meja kerjanya, ada satu set sofa, meja rapat yang panjang, televisi, dan beberapa rak yang berisi koleksi DVD film-film Indonesia dan negara lain serta buku-buku dan bertumpuk-tumpuk novel "Wiro Sableng".

"Buku-buku yang saya baca pasti berhubungan dengan project yang saya kerjain. Sekarang lagi banyak baca buku tentang writing karena memang juga lagi menulis, buku film making, strategi marketing seperti buku Creativity, Inc dari Ed Catmull. Belakangan ini saya juga banyak baca buku-buku untuk film Banda, seperti tentang jalur rempah, kisah fiksi mengenai jalur rempah dan Banda,” ungkap Sheila, yang pada tahun ini akan merilis film dokumenter Banda: The Dark Forgotten Trail.

Adapun mengenai film Wiro Sableng 212 yang diproduksi bersama (co-production) dengan Fox International Productions atau FIP --anak perusahaan studio raksasa Hollywood, 20th Century Fox Film Corporation, Sheila Timothy menjelaskan beragam hal.

**Baca selengkapnya, petikan wawancaranya Sheila Timothy yang dimuat redaksi Ruang Gramedia dalam artikel "Wiro Sableng dari Fantasi Sheila Timothy", yang dimuat pada 26 April 2017.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau