SURAKARTA, KOMPAS.com--Cinta seperti air, lembut tapi kekuatannya luar biasa, bahkan mampu merontokkan tebing sekali pun.
Kekuatan cinta itu pula yang terpancar dalam konser nyanyian puisi Jodhi Yudono dengan judul "Cerita Buat Lila", di Balai Soedjatmoko, Solo, Rabu (14/2/2018).
Tepat di Hari Valentine, kekuatan cinta yang ditampilkan dalam nyanyian puisi itu serasa bergemuruh.
Tak hanya di Balai Soedjatmoko, tapi resonansinya seolah juga menembus ke berbagai ruang cinta. Sebab, cinta sesungguhnya suci dan universal.
"Cerita buat Lila" sendiri adalah gemuruh cinta Jodhi Yudono kepada belahan jiwanya, Violi Nurlila alias Lila.
Dalam konser ini, Jodhi didukung oleh Agung Tri Nugroho (biola dan selo), Kaunang Jiva (perkusi), Joshua Igho (keyboard), Katarina Erlita (vocal), Hery Gaos (gitar).
Selain itu juga beberapa penyair turut membacakan puisi, antara lain Noorca Massardi, Rayni N Massardi, Josephine Maria, dan Wage Tegoeh.
Konser ini dipersembahkan Jodhi untuk mengenang setahun meninggalnya Lila. Sebanyak 14 nyanyian puisi yang dibawakan Jodhi Yudono semuanya bernapas cinta.
Sebagian puisi Chairil Anwar, WS Rendra, dan Darmanto Jatman. selebihnya puisi Jodhi sendiri yang merupakan representasi gemuruh cintanya bersama Lila, juga kepedihannya ditinggal sang kekasih, belahan jiwanya.
Jodhi betul-betul ingin mengungkapkan betapa kuatnya cinta mereka.
Ledakan kepedihan dan kenangan indah masa lalu yang tak terlupakan, diratapkan oleh Jodhi menjadi tontonan yang tak hanya menyentuh, tapi juga menyadarkan betapa cinta memiliki kekuatan luar biasa.
Apalagi, dia mengemasnya dalam eksplorasi estetika kata dan irama yang liar tapi tetap nikmat di telinga.
Lagu-lagu Jodhi terkesan rumit dan menawarkan irama-irama atau bahkan nada-nada tak terduga.
Tapi, justru di situ kekuatannya. Dia seolah mengajak penonton menjelajah wilayah-wilayah makna kata dan nada yang selama ini jarang ditawarkan oleh musik-musik mainstream. Penghayatannya dan kejujurannya pada cinta juga menjadi kekuatan maha dahsyat.
Ratapannya bukan memamerkan kecengengan, tapi menunjukkan betapa cinta memiliki kekuatan luar biasa. Ia ingin juga mengatakan bahwa cinta adalah kelengkapan napas dan detak jantung kehidupan.
Bahkan, seperti tersurat dalam syair yang dia nyanyikan, "Kemerdekaan tanpa cinta seperti tungku tanpa api."
Itu yang membuat penonton seolah diajak merayakan Hari Cinta (14 Februari 2018) dengan pengalaman, horison dan wacana baru.
"Cerita Buat Lila" menjadi pentas cinta yang bergemuruh dalam keliaran estetika kata dan irama. (Herry Prasetyo)
https://entertainment.kompas.com/read/2018/02/18/002417410/cerita-buat-lila-kekuatan-cinta-yang-bergemuruh