Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gasing yang Berpusing

Kompas.com - 22/01/2008, 16:08 WIB

Di samping itu, dalam suatu kebudayaan tertentu, permainan juga menumbuhkan bermacam-macam kontrol sosial. Bagi orang dewasa, permainan dapat difungsikan untuk menjaga kerukunan sosial atau menekan konflik serta ancaman dalam kehidupan bermasyarakat (Zurcher, 1974:38).

Senada dengan pendapat Ayu Sutarto, staf pengajar dari Fakultas Psikologi Universitas Indonesia Dra. Mayke S. Tedjasaputra, M.Si, menekankan bahwa permainan gasing sebagai alat permainan mempunyai fungsi majemuk. Karena bisa digunakan untuk bermain; sebagai sarana untuk menyalurkan ide dan kreativitas dengan cata merancang, menciptakan dan membuat gasing; dan sebagai sarana untuk berkompetisi.

Mayke menambahkan, dari sudut psikologi sebagai suatu ilmu, kegiatan bermain (termasuk permainan gasing--Red) mempunyai manfaat untuk perkembangan fisik dan motorik anak, perkembangan kognitif, dan sosial-emosional.

Riwayat Gasing
 
Gasing telah dikenal secara luas di seluruh pelosok Nusantara. Semua daerah yang ada di wilayah kepulauan Indonesia umumnya memiliki permainan ini. Itulah sebabnya, bangsa Indonesia yang masyarakatnya multietnik, terdiri dari berbagai suku bangsa  mengenal berbagi jenis permainan gasing.

Daerah asal permainan ini dan penyebarannya secara kronologis di wilayah nusantara belum diketahui secara pasti. Data sejarah berupa naskah-naskah kuno maupun data arkeologi, baik artefak maupun non artefak tentang permainan ini belum ditemukan, hingga sulit untuk mengungkap sejarah dan penyebaran permainan gasing di wilayah nusantara secara pasti.

Menurut informasi dari orang-orang tua penggemar permainan ini, permainan gasing di wilayah Pulau Tujuh (Natuna) Propinsi Kepulauan Riau telah ada sejak jaman penjajah Belanda, bahkan jauh sebelum masa itu telah ada. Di wilayah Jawa Barat, permainan ini dikenal sebelum masa kemerdekaan. Sementara di wilayah Sulawesi Utara dikenal sejak tahun 30 an.

Di beberapa daerah Indonesia, permainan ini disebut dengan istilah yang berbeda, seperti permainan Gangsing atau Panggal (Jakarta dan Jawa Barat), permainan Pukang (Lampung) permainan Gasing (Jambi, Bengkulu Tanjungpinang, dan wilayah kepulauan Riau, Sumatra Barat) permainan Begasing (Kalimantan Timur), permainan Megangsing (Bali), permainan Maggasing (Nusatenggara Barat),  permainan Apiong (Maluku).

Masyarakat Bolaang Mongondow di daerah Sulawesi Utara misalnya, mereka mengenal gasing dengan sebutan Paki. Masyarakat Bugis di daerah Sulawesi Selatan menyebutnya dengan Maggasing atau Agasing (Makasar). Masyarakat Yogyakarta di Daerah Istimewa Yogyakarta menyebutnya dengan istilah Gangsingan, dan lain lain.

Permainan ini dapat dimainkan oleh anak-anak, orang dewasa, dan orang tua di pekarangan rumah yang kondisi tanahnya datar dan keras. Dengan cara memutarkan gasing, yaitu alat permainan dari kayu keras berbentuk bulat lonjong, jantung, piring terbang, silinder dan bentuk-bentuk lainnya yang merupakan ciri khas daerah masing-masing dengan bantuan seutas tali. Permainan ini dapat dimainkan secara perorangan atau beregu dengan jumlahnya bervariasi, di mana masing-masing daerah berbeda. Demikian pula dengan jenis, bentuk dan ukuran gasing, jenis bahan baku gasing dan aturan permainan gasing dimasing-masing daerah berbeda.

Permaianan Gasing

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com