Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Resensi: Rindu Dendam Cinta Transgenik

Kompas.com - 20/08/2008, 00:47 WIB

"Harap segera kirim Porcine Somatoropin Hormon yang dapat meningkatkan produksi babi sebesar dua puluh persen dan mengurangi kadar lemak, dan kadar protein bisa meningkat."

"Selain bermanfaat, produk transgenik untuk meningkatkan produksi susu dan daging merangsang terjadinya penyakit. Hormon Recombinan Bovine Somatotropine pada sapi memang dapat merangsang sel penghasil susu, sehingga meningkatkan produksi. Namun penyakit mastitis atau radang kelenjar susu meningkat sangat tinggi. Imbasnya, pemakaian antibiotika sebagai obat penyakit ini menjadi meningkat, residu antibiotika juga sangat tinggi. Residu di atas ambang batas menyebabkan bakeri kebal terhadap antibiotika."

Penggalan dialog di atas ini terdapat dalam novel tersebut, bagaimana penemuan ilmiah telah membuat pikiran kita menjadi tahu, bahwa hasil rekayasa genetika ternyata sangat berbahaya. Dikatakan dalam buku tersebut bahwa Hormon Recombinan Bovine Somatotropine pada sapi akan memberikan risiko tinggi mempercepat masa berkembangnya penyakit sapi gila yang disebabkan oleh prion yaitu protein yang terdapat dalam inti sel setiap makhluk hidup, yang menyimpang dari keadaan normal, tidak punya asam nukleat, serta berkembang biak tanpa menyusun kehidupan dasar makhluk hidup berupa DNA dan RNA. Prion ini akan membahayakan kesehatan manusia yang memakan daging sapi, karena sapi yang disuntik hormon ini, akan meningkatkan kadar prion.

Kemudian dijelaskan juga adanya penggunaan transgenik susu sapi yang dihasilkan dengan penyuntikan hormon itu kepada kambing, pada sapi akan meningkatkan serangan penyakit Caparine Althritis Encephalitis karena virus retro yang biasa menyerang kambing. Jenis virus ini indentik dengan virus HIV1 dan HIV2 atau Human Immunodeficiency virus, yang menyebabkan penyakit hancurnya ketahanan tubuh bermanifestasi berbagai penyakit pada manusia, yang juga termasuk golongan retrovirus.

Di sini diceritakan bahwa perusahaan pakan ternak mempergunakan produk transgenik untuk menghasilkan pakan ternak yang mudah dicerna dan harganyapun relatif lebih murah. Bahwa sebenarnya perusahaan tersebut juga sudah tahu dampak negatif penggunaan hasil transgenik tersebut pada pakan ternak bila dibandingkan dengan penggunaan transgenik dalam pengobatan bidang kedokteran hewan. Karena pakan ternak diberikan pada hewan tidak mempunyai nilai ambang batas penggunaan.

Dijelaskan juga bahwa kebiasaan hewan yang merumput secara alamiah berpeluang memakan produk tanaman transgenik juga, mengingat kebiasaan peternak suka memberikan makan ternaknya dari sisa hasil pertanian.

Menyelusuri bait-bait kata pada susunan kalimat dalam novel tersebut yang walaupun hanya sebuah novel fiksi namun tentunya pengarang tidak gegabah memasukan istilah ilmiah yang sudah familiar terdengar pada khalayak ramai bahwa produk transgenik semakin berkembang dan sudah tersebar di bumi ini. Di negara maju banyak telah dihasilkan produk tersebut, yang pada akhirnya malah sekarang sudah mulai menimbulkan keresahan dengan mulai banyaknya masyarakat yang sudah melek pengetahuan bahwa dampak negatif bagi kesehatan lebih banyak daripada positifnya, namun pemberitahuan itu tenggelam dengan iklan besar-besaran produk pertanian maupun peternakan yang sudah mengglobal.

Apabila di negara maju di mana masyarakatnya sudah melek pengetahuan, maka produsen ternak ataupun pertanian tidak langsung berkecil hati, mereka dapat juga melempar hasil produksinya pada negara berkembang, apakah kemungkinan Indonesia telah menjadi pasar bagi produk rekayasa transgenik tersebut? Tidak muskil hal ini bisa terjadi, lihat saja membanjirnya produk pertanian maupun daging impor, ayam impor yang relatif terjangkau harganya itu merupakan hasil rekayasa transgenik?
Dampak negatif yang berkepanjang dari penggunaannya, sudah terbayang di depan mata. Apakah tak ada ruang lagi untuk menikmati benar produk yang terbebas dari hasil rekayasa demi kesehatan? Ataukah kita-kita ini sudah terbelenggu dengan perangkap hormon yang menguasai tubuh dengan serapan yang semakin melilit karena pola makan kita yang sudah teracuni hormon itu semakin jauh, sehingga kita sendiripun sudah tercemari sifat-sifat trasgenik, sehingga menjadi acuh tak acuh?

Dengan membaca novel ini, jadi selama ini apakah kita semua telah memakan hasil sebuah rekayasa transgenik? Bagaimana kita akan tahu? Apakah menunggu penyakit dari dampak produk tersebut muncul? Terlalu mahal harga yang harus dibayar untuk mengetahuinya. Novel ini membuat penyadaran pembaca untuk mulai berhati-hati terhadap makanan yang akan dikonsumsi.

Moral, Religi dan Klenik

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com