Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Waljinah Legenda Si "Walang Kekek"

Kompas.com - 21/03/2010, 11:50 WIB

Frans Sartono

KOMPAS.com - Waljinah adalah seorang ”superstar”, jauh sebelum negeri ini mengenal Madonna atau Taylor Swift. Lagu ”Walang Kekek” atau ”Jangkrik Genggong” yang dilantunkan oleh penyanyi asal Solo, Jawa Tengah, itu menjadi lagu rakyat. Di usia 65 tahun, Waljinah sudah lebih dari 50 tahun bernyanyi dan tetap setia dengan keroncong.

Mari kita buka halaman koran tahun 1968-1969. Pada masa itu di radio, Beatles tengah kondang dengan ”Hey Jude”, dan Scot McKenzie populer dengan ”San Francisco” yang menjadi penanda gerakan generasi bunga di Amerika Serikat.

Saat itu Orde Baru mulai berkuasa setelah diakhirinya kekuasaan Bung Karno. Ekonomi rakyat susah payah. Masyarakat kelas bawah terbuai oleh mimpi untuk menjadi orang kaya darurat dengan membeli undian bernama Nasional Lotere alias Nalo. Radio swasta bermunculan di sejumlah kota dan radio transistor menggeser radio listrik. Dalam lanskap kehidupan seperti itulah muncul Waljinah dengan lagu ”Walang Kekek”.

”Sebelum Nalo dibuka (diumumkan hasil undiannya) di radio itu diputar dulu ’Walang Kekek’. Wah, ramai sekali. Sambil nunggu Nalo orang-orang itu terhibur,” kata Waljinah yang ditemui di rumahnya di Kampung Mangkuyudan, Solo, awal Maret lalu.

”Walang Kekek” benar-benar menjadi sound track zaman yang mengiringi sebuah babak kehidupan rakyat. Lagu yang menurut Waljinah termasuk no name atau tidak diketahui penggubahnya itu liriknya ditulis oleh Waljinah. Syair berupa parikan atau semacam pantun yang mengacu pada persamaan bunyi.

”’Walang Kekek’ itu lagu jenaka yang isinya sindiran. Kita menyindir diri sendiri,” tutur Waljinah sambil melantunkan penggalan parikan degan suara yang (masih) merdu.

Walang kekek mencok neng tenggok/ Mabur maneh mencok nang pari/ Aja ngenyek karo wong wedok/ Yen ditinggal lungo setengah mati”. Artinya, walang kekek hinggap di tenggok (bakul)/ Terbang lagi hinggap di padi/ jangan melecehkan perempuan/ kalau ditinggal pergi (rasanya) setengah mati.

”Isi lagu itu saya ambil dari kenyataan dalam pergaulan hidup sehari-hari. Dan benar kan, kalau tidak ada wanita, orang (laki-laki) akan susah setengah mati. Makanya, jangan ngenyek sama wanita,” katanya wanti-wanti.

Antipoligami

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com