Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Waljinah Legenda Si "Walang Kekek"

Kompas.com - 21/03/2010, 11:50 WIB

Waljinah memotret romantika kehidupan masyarakat secara komedik, karikatural. Ia tidak sok menggurui atau memaki, tetapi mengajak orang untuk berintrospeksi dengan cara jenaka, menghibur. Waljinah melantunkan lagi bait lain: ”Walang abang mencok neng kara / Walang ijo walange putih/ Bujang maneh ora ngluyura/ Sing wis duwe bojo/ (O)ra tau mulih…

Seperti pantun, dua baris pertama merupakan sampiran, sedangkan dua baris berikutnya merupakan isi yang artinya dituturkan oleh Waljinah.

”Benar juga kan. Bagaimana seorang yang masih bujang tidak ngeluyur (keluar rumah), wong orang yang sudah punya istri, bahkan yang sudah punya cucu saja tidak pernah pulang ke rumah ha-ha-ha…,” kata Waljinah yang mempunyai lima anak itu.

Persoalan asmara, hubungan keluarga antara suami dan istri, ketidaksetiaan disinggung dalam lagu-lagu Waljinah. Beberapa kali ia menyindir soal poligami, termasuk dalam lagu ”Tepo Tulodo” gubahan Waljinah.

”Saya memang antipoligami. Sakit lho, perempuan yang ditandingkan itu. Laraning lara (sakitnya sakit) dari seorang perempuan itu kalau diduakan, ditandingkan dengan perempuan lain. Saya enggak percaya kalau perempuan merasa bahagia dipoligami. Hatinya kan nggerus (tergerus),” kata Waljinah.

”Makanya perempuan harus pinter. Harus mandiri. Jangan sampai njagakke (hanya mengharapkan) orang lain,” katanya tegas.

Dengan keberpihakan yang jelas pada perempuan, suara merdu, kenes, kemayu serta lirik yang jenaka dan dekat dengan kehidupan sehari-hari itulah lagu-lagu Waljinah berkenan di hati publik. Selain lewat radio, Waljinah juga akrab dengan masyarakat karena ia sering tampil langsung di depan khalayak dari kampung ke kampung, dari panggung ke panggung.

Bukan pesinden

Dari mana sebenarnya kemampuan Anda bernyanyi?

”Alam,” kata Waljinah anak bungsu dari sepuluh bersaudara yang lahir di bulan Syawal tahun 1945 itu.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com