Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Waljinah Legenda Si "Walang Kekek"

Kompas.com - 21/03/2010, 11:50 WIB

”Kalian harus dandan yang baik. Pakaian enggak usah mahal, tapi cari yang gemerlap supaya kelihatan byar, tidak mleruk (redup). Mereka saya ajari pakai idep, bulu mata (palsu). Nanti kalian akan kelihatan cantik di panggung,” kata Waljinah yang memang berpengalaman dalam urusan penampilan.

Perubahan lain dalam dunia persindenan yang dibawa Waljinah adalah pada posisi duduk pesinden. Saat harus tampil sebagai bintang tamu, Waljinah sengaja membawa dingklik (sejenis tempat duduk kecil). Dingklik itu ia tutupi kain supaya, kata Waljinah, ora ngisin-isini—tidak memalukan.

”Saya harus duduk di dingklik karena saya kan pakai long torso. Kalau posisi saya bertimpuh, saya akan susah bernapas dan tidak bisa bernyanyi. Tapi dengan dingklik saya kelihatan paling gagah karena paling tinggi sendiri kelihatannya ha-ha-ha....”

Sejak itu banyak pesinden menggunakan dingklik.

Jiwa tenteram

Waljinah bukan hanya superstar, tapi juga master dalam langgam dan keroncong. Penilaian itu datang dari Joanna Dudley, seorang penyanyi asal Australia tetapi bermukim di Jerman, yang pernah berguru keroncong langsung kepada Waljinah di Solo selama sekitar empat tahun.

Waljinah di rumahnya juga melatih bernyanyi keroncong anak-anak usia sekolah dasar hingga sekolah lanjutan atas. Ia dengan tulus dan antusias ingin menyebarkan keroncong kepada siapa saja, musik yang ia yakini berakar pada budaya Tanah Air itu.

”Keroncong memang tidak seperti rock, pop, atau dangdut yang serba banter (keras). Tapi keroncong itu memesona, menghipnotis. Orang marah kalau dengar keroncong yang halus dan suara penyanyi yang merdu bisa tentrem. Keroncong itu kan jiwa kita dan warisan nenek moyang kita, jangan sampai hilang. Eman-eman.”

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com