"Kami sehati kok, kami enggak saling maksa. Yang tiga (personel) ini fixed, God Bless personel aslinya kan tinggal yang bertiga ini. Kalau yang dua itu (pemain drum Yaya Muktio dan pemain keyboard Abadi Soesman), mereka profesional (dilibatkan sebagai pemain profesional, bukan personel-personel asli)," kata Ian sesudah mengisi Konser Kebangsaan: Langkah Sang Pemimpin, di Taman Ismail Marzuki, Jakarta Pusat, Senin (23/6/2014) malam.
God Bless menaruh harapan kepada Jokowi-JK untuk membenahi industri musik dalam negeri.
"Sebagai musisi, harapan kami kecil saja. Kami main band sudah berapa dekade, berapa presiden yang memimpin. Musik zaman sekarang mati segan hidup tak mau, itu yang menyebabkan grup sulit tumbuh," tutur Ian.
"Ya, mudah-mudahan pembajakan dibenahi. Kan pembajakan itu sekarang di depan mata kita. Gedung musik enggak ada lagi. Kemudian masalah royalti, dari KCI (Yayasan Karya Cipta Indonesia) juga mesti dibenahi," sambung Ian.
Ian mengungkapkan, dulu God Bless pernah berharap kepada rekan-rekan seprofesi mereka yang masuk Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) untuk membenahi masalah klasik tersebut.
"Kalau di era dulu banyak berharap ke teman-teman kita di DPR, tapi ternyata mereka cuma duduk doang," ujar Ian.
Ian mengungkapkan pula belum pernah menyampaikan harapannya itu kepada Jokowi secara langsung.
"Kemarin seharusnya (dalam pertemuan sebelumnya), cuma enggak jadi, enggak ngobrolin tentang ini. Tapi, intinya, harapan musisi sama sebenarnya, apalagi dia (Jokowi) bekerja untuk rakyat," kata Ian.
Sementara itu, Iyek menaruh harapan yang lebih besar kepada pasangan Jokowi-JK.
"Saatnya revolusi mental mengubah bangsa ini. Tapi, yang paling utama adalah menekan angka kemiskinan," ujar Iyek.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.