Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Musik Pop Daerah Menolak Mati

Kompas.com - 10/08/2014, 18:59 WIB

”Sehari bisa laku sampai 100 keping. Untungnya lumayan, Rp 3.000 per VCD,” ucap pemilik Toko Migg Jost, Ulinar Sianturi (62).

Proses produksi lagu-lagu pop Batak Toba ataupun Karo malah sering dilakukan di Jakarta. Baringin Simanjuntak (66), pemilik BTB Studio di Pesanggrahan Timur, Jakarta, mengatakan, sampai sekarang masih kerap ada produser merekam lagu Batak Toba di studionya meskipun tak seramai era 1980-an dan 1990-an. Dalam sebulan, studionya mampu menampung hingga 100 shift rekaman. Namun, sekarang tidak melulu lagu Toba, banyak juga lagu-lagu dari Indonesia timur direkam di tempat Baringin.

Animo orang Karo ataupun Toba begitu besar terhadap lagu pop daerah. Begitu muncul lagu dan menjadi populer, penyanyinya akan kerap diundang dalam berbagai acara. Dari sinilah para penyanyi menyambung hidup.

Tak ada matinya
Di Denpasar, Bali, Sujaya (76) setia menjual album musik pop Bali lewat Toko Kharisma miliknya.

”Toko ini sudah berumur 30 tahun. Dan, saya akan mempertahankannya meski CD bajakan di mana-mana,” ujar Sujaya.

Keluhan serupa juga datang dari produser. Salah satunya adalah Ketut Asmara (46), pemilik Januadi Record, yang berlokasi di Batubulan, Gianyar.

”Kami sempat berjaya dengan memiliki 10 artis dan mampu menjual sekitar 70.000 kaset dan CD sejak tahun 2000-an. Tapi, sekarang, kami bisa menjual 25.000 keping CD atau VCD saja sudah bersyukur,” kata Asmara yang juga penyanyi pop Bali.

Di Bali, produsen musik lokal tak banyak, misalnya Aneka Record, Bali Record, Januadi Record, dan Jayagiri Record. Beberapa tak lagi bertahan memunculkan artis muda yang hit. Produsen tersebut memilih memproduksi kaset atau CD musik tari serta kidung.

Namun, menurut Asmara, masa depan musik pop Bali tetap ada peminatnya, tak hanya di Bali, tetapi juga para transmigran asli Bali di Sumatera dan Sulawesi. Para artisnya, lanjut Asmara, sering diundang manggung di luar Pulau Bali.

”Ya, kami ingin melestarikan budaya dan menggairahkan anak muda untuk terus berkarya,” ujar Asmara. (Mohammad Hilmi Faiq, Ayu Sulistyowati)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com