Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Denny Chandra: Menjadi Pelawak Itu Sulit

Kompas.com - 09/09/2014, 15:10 WIB

Nah kalau plan B juga tidak lucu dan kita ditimpuki penonton, maka kita harus keluarkan plan C alias plan Caaaaa... but alias kabur... ha-ha.

Tampaknya, Kak Denny melawak sejak rambut masih hitam sampai sekarang saat rambut sudah memutih nih. Apa nikmat dan indahnya menjadi seorang pelawak? Sampai kapan melawak?
(Emanuel Dapa Loka, Bekasi Utara)

Kenikmatan pertama dari saya sebagai pelawak adalah pertama, karena mengerti apa yang disampaikan saya di atas panggung. Tetapi kenikmatan yang paling nikmat adalah kenikmatan kedua, yaitu kenikmatan saat saya menerima honor.

Mengenai pertanyaan sampai kapan saya akan melawak, saya nyatakan saya akan melawak sampai pukul 24.00, karena setelah pukul 24.00 penonton sudah ngantuk he-he....

Apa yang ada di dalam benak Anda saat itu ketika pertama kali ditawari menjadi pembawa acara dalam Indonesia Lawak Klub?
(Ahadin Syarifudin Fahmi, Sidoarjo)

Cicilan yang harus saya bayar tiap bulan akan berjalan lancar...

Apakah ada rencana untuk terjun ke dunia politik? Apakah memiliki minat untuk berpartisipasi dalam demokrasi Indonesia di Senayan?
(Peris Pariaman Sitanggang, Jakarta Selatan)

Belum terpikir, tetapi setelah ada pertanyaan Anda, saya jadi berpikir. Kenapa ya selama ini saya tidak pernah mikir untuk berpikir ke Senayan?

Coba pikir oleh Anda, kenapa harus mikir?

Jika tidak ditakdirkan sebagai komedian atau entertainer kira-kira Kang Denny merasa cocok jika berkecimpung dalam profesi/pekerjaan apa dan apa alasannya? Siapa tokoh favorit Kang Denny dalam ILK?
(Anggia Chrisanti,xxxx@gmail.com)

Saya akan membuka salon kecantikan atau desainer, karena saya suka rambut saya di-blow.

Tokoh favorit saya di ILK adalah Rico Ceper, karena Rico kakaknya Hendrik Ceper.

Saat ini lawak boleh dikatakan menjadi primadona di layar televisi di Tanah Air kita. Hampir tak ada stasiun televisi yang luput menyajikan tayangan seperti itu. Ironisnya, tidak banyak pelawak yang bisa tampil di layar kaca. Tak heran, wajah-wajah itu-itu saja yang menghiasi sejumlah stasiun dan dalam banyak acara. Seberapa sulitkah menjadi seorang pelawak?
(Charles Emanuel, Depok)

Menjadi pelawak itu cukup sulit, karena harus ada inovasi, kreasi, dan edukasi. Ketiga hal itu dibutuhkan terutama mencari ciri khas yang membedakan pelawak satu dengan yang lainnya. Namun demikian kesulitan menjadi pelawak itu enggak seberapa dibandingkan dengan kesulitan hidup saya selama ini.

Apa saja trik untuk menjadi seorang pelawak yang berkualitas dan disukai banyak orang? Siapakah pelawak yang paling menginspirasi Anda dalam berkarya?
(Khadijah Ramadhanti, Padang, Sumatera Barat)

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com